Jakarta (ANTARA News) - Masih labilnya pasar global terkait tingginya harga minyak dunia, berimbas pada memburuknya pasar saham di Bursa Efek Jakarta (BEJ) yang sebagian besar sahamnya ditutup harganya melemah.Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) BEJ, Rabu, pun ditutup anjlok 28,818 poin (1,13 persen) ke posisi 2.524,981 dan indeks LQ-45 turun 7,341 poin (1,33 persen) ke level 545,118. Analis Riset PT Bapindo Bumi Sekuritas Harry Kurniawan kepada ANTARA mengatakan, kekhawatiran terhadap harga minyak masih tinggi, sehingga membuat para pelaku pasar merealisasikan keuntungannya yang diperoleh dari kenaikan kemarin (Selasa 23/10). Menurut dia, belum adanya kebijakan dari pemerintah dan Bank Indonesia terhadap tingginya harga minyak yang mengancam inflasi ini, membuat pelaku pasar mengamankan investasinya untuk sementara. Selain itu, kata Harry, turunnya bursa di kawasan Asia juga menjadi faktor psikologis perdagangan saham di BEJ. Sebagian besar bursa Asia ditutup melemah, seperti bursa Tokyo dengan indeks Nikkei 225 yang ditutup turun 92,19 poin (0,56 persen) menjadi 16.358,38 dan bursa Hongkong ditutup melemah 43,33 poin (0,15 persen) ke level 29.333,52 menekan indeks BEJ ditutup turun. Penurunan indeks dipimpin oleh terkoreksinya saham unggulan, seperti Bumi Resources (BUMI), Aneka Tambang (ANTM), Energi Mega Persada (ENRG), Telkom (TLKM), Perusahaan Tambang Batubara Bukit Asam (PTBA) dan Bank BNI (BBNI). Saham BUMI melemah 50 poin ke Rp4.400, ANTM terkikis 50 poin menjadi Rp3.325, ENRG terkoreksi 30 poin ke posisi Rp1.230, TLKM terhempas Rp350 poin ke level Rp11.550, PTBA turun 300 poin ke harga Rp8.600 dan BBNI melemah 55 poin menjadi Rp1.975. Saham yang turun mendominasi pasar BEJ sebanyak 152 dibanding naik hanya 48, sedangkan 52 stagnan dan 148 tidak aktif diperdagangkan. Transaksi saham di pasar reguler berjalan ramai yang mencapai 63.523 kali dengan volume 4,364 miliar saham dan nilai Rp5,280 triliun.(*)
Editor: Suryanto
Copyright © ANTARA 2007