Kalau pengalaman tidak ada duanya, bisa merasakan gim sampai benar-benar kenyang di sini, soalnya di Indonesia belum ada liga seperti ini,
Jakarta (ANTARA) - Dua penggawa andalan polo air putra Indonesia, Ridjkie Mulia dan Rezza Auditya Putra, mengaku mendapatkan pengalaman langka bisa merasakan iklim kompetisi di liga polo air Serbia bersama tim Liga A VK Belgrade.
"Kalau soal pengalaman, ini tidak ada duanya," ungkap Ridjkie ketika dihubungi dari Jakarta, Rabu malam.
Ridjkie bersama Rezza, kapten timnas polo air Indonesia, sudah hampir dua bulan, sejak akhir Januari, menimba ilmu di Liga A, kasta tertinggi liga polo air Serbia itu sebagai pemain dengan status bebas transfer.
Serbia sendiri menjadi salah satu negara yang menjadi kiblat polo air Indonesia. Pelatih timnas polo air putra pun, Milos Sakovic, didatangkan dari Serbia, negara yang tiga kali menjadi juara Piala Dunia polo air.
"Pengalaman buat saya pribadi sangat bagus karena ketemu lawan yang jelas fisiknya di atas rata-rata (pemain) kita dan kecakapannya berbeda juga, jadi banyak belajar lagi untuk memperbaiki kecakapan dengan kondisi fisik," kata Ridjkie.
Kedua atlet merasakan perbedaan paling terasa ketika berada di Serbia adalah soal frekuensi bertanding.
"Di sini setiap Sabtu atau Minggu itu ofisial gim, di sela Senin sampai Jumat itu bisa dua hingga tiga kali gim latih tanding," kata Ridjkie, pencetak gol terbanyak timnas polo air putra Indonesia itu.
"Jadi ini yang benar-benar agak susah didapat kalau di Indonesia. Jadi pastinya tensi, dari segi pengalaman, fisik, dan mental harus lebih siap terus."
"Kalau pengalaman tidak ada duanya, bisa merasakan gim sampai benar-benar kenyang di sini, soalnya di Indonesia belum ada liga seperti ini," kata Ridjkie.
Polo air adalah olahraga paling digemari di Serbia, bisa dibilang seperti sepak bola di Indonesia. Saking populernya olah raga ini, warga Serbia, mulai dari anak-anak kecil sudah bermain polo air di sana, ungkap Ridjkie.
Berbekal pengalaman dilatih Milos Sakovic, Ridjkie mengaku tidak kesulitan beradaptasi dengan ritme latihan klub di negara Balkan itu.
Baca juga: Polo air putra cari lawan tanding ke luar negeri
"Disiplin sama seperti coach Milos...jadi tidak kaget dengan penyesuaian soal masalah disiplin karena sudah terbiasa," kata Ridjkie.
Mungkin salah satunya adalah soal bahasa, ungkap sang kapten, Rezza.
"Kalau soal adaptasi, bahasa ada sedikit kalau lagi tanding," kata Rezza. Namun perbedaan yang paling terasa adalah lawan tanding yang berbeda."
Rezza pun menjaga ekspektasinya tidak berlebihan sebelum berangkat ke Serbia.
"Saya tetap fokus biar apa yang didapat di sini bisa bantu tim nasional di SEA Games 2019," kata dia.
Pelatih timnas polo air Indonesia Milos Sakovic mengungkapkan belum pernah ada atlet di tingkat Asia Tenggara yang bermain pada level kompetisi seperti di Serbia.
"Jadi ini pertama kali pemain dari Indonesia dan dari kawasan Asia Tenggara yang bermain di tingkat kompetisi seperti itu yang saya kira adalah sangat bagus," kata Milos.
Ridjkie mencetak sejumlah gol di sana, sementara Rezza lebih fokus bermain di pertahanan.
"Mereka menunjukkan kualitas mereka di sana dan memulai pengalaman yang sangat penting karena seperti yang saya bilang mereka adalah kapten dan pencetak gol terbanyak di timnas, tanpa mereka, kami tidak akan menang."
Sakovic menyatakan bahwa timnas polo air putra Indonesia dengan gaya permainan yang kian matang semakin percaya diri untuk mengincar medali emas SEA Games 2019 nanti.
Timnas polo air putra Indonesia pada SEA Games 2017 gagal meraih medali emas dan harus puas dengan perak usai bermain imbang, namun kalah selisih gol klasemen, dengan timnas Singapura.
"Dengan mereka berdua yang meningkatkan kecakapan mereka di sana, aku cukup optimistis," kata Sakovic.
Baca juga: Gaya permainan semakin matang, Polo air incar emas SEA Games 2019
Pewarta: Aditya Eko Sigit Wicaksono
Editor: Jafar M Sidik
Copyright © ANTARA 2019