"Saya rasa memang pada intinya, secara umum, kedua paslon belum memiliki keberpihakan pada persoalan perempuan terutama perempuan kelas bawah, disabilitas, lanjut usia dan anak perempuan," kata Indry saat dihubungi di Jakarta, Rabu.
Indry menganggap seperti itu karena dalam debat pada Minggu (17/3) malam, kedua calon wakil presiden dinilai menganggap persoalan gender sebagai persoalan yang netral.
Padahal, menurut Indry, banyak persoalan mendasar di bidang kesehatan, pendidikan, ketenagakerjaan, sosial dan budaya yang dipengaruhi perspektif gender yang mendiskriminasi perempuan.
"Bila ketimpangan gender ini tetap dilanggengkan, capaian-capaian yang menjadi sasaran kedua pasangan calon presiden akan sulit dicapai," tuturnya.
Indry mengatakan Koalisi Perempuan menyayangkan situasi yang menunjukkan ketidakpekaan kedua pasangan calon terhadap isu perempuan tersebut.
Debat putaran ketiga pada Minggu malam (17/3) diikuti dua calon wakil presiden bertema pendidikan, kesehatan, ketenagakerjaan, sosial dan budaya.
Pemilihan Presiden 2019 akan diikuti dua pasangan calon presiden dan calon wakil presiden, yaitu pasangan 01 Joko Widodo-KH Ma'ruf Amin dan pasangan 02 Prabowo Subianto-Sandiaga Uno.
Pewarta: Dewanto Samodro
Editor: Yuniardi Ferdinand
Copyright © ANTARA 2019