Ini merupakan tindak lanjut dari pembicaraan kita beberapa waktu lalu. IPB selain meneliti juga ingin menerapkan hasil penelitiannya. Maka akan menjadi sempurna bila hasil penelitian bisa diterapkan di tengah masyarakat,

Jakarta (ANTARA) - Kementerian Koperasi dan UKM menggandeng Institut Pertanian Bogor (IPB) untuk bekerja sama mengembangkan "technosocialpreneur" di kalangan mahasiswa dan para pelaku usaha koperasi dan UMKM di Indonesia.

Kerja sama diwujudkan melalui penandatanganan Nota Kesepahamanan antara Sekretaris Kementerian Koperasi dan UKM Meliadi Sembiring dan Rektor IPB Arif Satria dalam acara launching Cooperative and Social Business Initiative (Cosbi) FEM IPB di Jakarta, Rabu.

"Ini merupakan tindak lanjut dari pembicaraan kita beberapa waktu lalu. IPB selain meneliti juga ingin menerapkan hasil penelitiannya. Maka akan menjadi sempurna bila hasil penelitian bisa diterapkan di tengah masyarakat," kata Meliadi.

Acara dihadiri Deputi Bidang Pembiayaan Kemenkop dan UKM Yuana Sutyowati, Deputi Bidang Restrukturisasi Usaha Kemenkop dan UKM Abdul Kadir Damanik, dan Deputi Bidang Pengembangan SDM Rulli Nuryanto.
Meliadi menekankan bahwa pihaknya bersama IPB akan mengembangkan technopreneur dan socialpreneur di lingkungan KUMKM.

Meliadi mengatakan membangun technopreneur dan socialpreneur itu lebih tepat melalui koperasi.

Koperasi prinsipnya memberi keuntungan bersama sehingga perekonomian masyarakat sekitar ikut terangkat.

Ditegaskannya saat ini dibutuhkan upaya membangun pengusaha yang humanis yang turut berkontribusi terhadap kehidupan sesama. "Dengan begitu, kita bisa berkembang bersama," kata Meliadi.

Menurut Meliadi, bersama IPB, pihaknya juga pernah membahas pendirian lembaga pengkajian koperasi yang sekarang resmi terbentuk dengan nama Cosbi.

Meliadi menambahkan, banyak hal yang bisa dikerjasamakan dengan IPB di antaranya, dengan Deputi Kelembagaan, dimana bisa sama-sama mengembangkan penyuluh lapangan koperasi di seluruh Indonesia.

"Dengan Deputi Pembiayaan juga banyak program bisa dijalankan bersama. Dengan Deputi Restrukturisasi Usaha bisa juga dalam mengembangkan Pusat Layanan Usaha Terpadu atau PLUT yang sampai saat ini sudah ada 61 unit PLUT di seluruh Indonesia," jelas Meliadi.

Selain itu, lanjut Meliadi, bisa juga kerja sama dengan Deputi Pengembangan SDM dalam hal program pelatihan-pelatihan seperti kewirausahaan dan vocational.

"Semua bidang tersebut bisa kita jalankan bersama ke depan. Seluruh hasil penelitian IPB akan kita terapkan untuk pengembangan KUMKM," lanjut Meliadi.

Meliadi meyakini MoU tersebut bisa langsung dijalankan. Contohnya, terkait technopark milik IPB dengan koperasi dalam memberdayakan para petani di Indonesia agar produksi sektor pertanian bisa meningkat termasuk bagaimana strategi pemasarannya.

"IPB merupakan think tank bagi kemajuan sektor pertanian di Indonesia," kata Meliadi.
Dalam kesempatan yang sama, Rektor IPB Arif Satria mengungkapkan bahwa kerja sama dengan Kemenkop dan UKM ini bisa menjadi energi positif dalam pemberdayaan KUMKM di Indonesia.

"MoU ini meliputi pendidikan, penelitian, hingga pengabdian masyarakat, terkait pemberdayaan koperasi dan UMKM di Indonesia," kata Rektor.

Terlebih lagi, kata Arif, IPB memiliki visi ke depan yang ingin menjadikan IPB sebagai universitas technopreneur dan socialpreneur.
Arif optimis, kerja sama ini bisa menurunkan kesenjangan antara kemajuan teknologi dengan kemampuan petani yang masih rendah melalui transformasi teknologi kepada petani.

Baca juga: Dubes Ngurah dorong pengembangan kerja sama Startups Indonesia-Singapura

Baca juga: Ini cara ITB bangun technopreneur

Pewarta: Hanni Sofia
Editor: Agus Salim
Copyright © ANTARA 2019