Jakarta (ANTARA News) - Lembaga pemeringkat efek Indonesia (Pefindo) menaikkan peringkat PT Bank Tabungan Negara (Bank BTN) beserta Obligasi X-XII sejumlah Rp3,25 triliun menjadi "idA+" dari sebelumnya "idA" dan secara bersamaan menaikkan peringkat sub-debt I/2004 senilai Rp250 miliar menjadi "idA" dari sebelumnya "idA-". "Outlook `stabil` diberikan kepada peringkat-peringkat tersebut yang berlaku mulai 21 September 2007 hingga 1 September 2008," kata analis Pefindo, Diana Boeky, dalam sebuah pernyataannya di Jakarta, Rabu. Menurutnya, kenaikan peringkat tersebut mencerminkan dukungan yang kuat dari pemerintah Indonesia sebagai pemegang saham kendali yang secara terus-menerus diberikan kepada Bank BTN, kekuatan BTN di pasar kredit pemilikan rumah (KPR), terutama pada segmen ekonomi menengah ke bawah dan kinerja keuangan yang baik. Namun, kata dia, peringkat-peringkat tersebut masih dibatasi oleh risiko konsentrasi yang dihadapi oleh bank dalam hal dana pihak ketiga dan "maturity mismatch" yang lebar karena fokus Bank BTN pada pinjaman KPR yang berjangka waktu panjang, sedangkan sumber pendanaan sebagian besar masih merupakan dana-dana jangka pendek. Bank BTN merupakan salah satu bank milik pemerintah yang dibentuk untuk menunjang program pembangunan perumahan. Bank ini didirikan pada 1897 dengan nama Postaarbank, kemudian mengalami beberapa pergantian nama, dengan nama terakhir Bank Tabungan Nregara sejak 1963. Pada 1974, menurut Pefindo, Bank BTN ditunjuk menjadi lembaga penyalur KPR untuk segmen ekonomi menengah ke bawah. Dengan total aktiva Rp33,4 triliun pada semester pertama 2007, Bank BTN mewakili sekitar 2 persen total aktiva perbankan nasional. Pada saat ini Pemerintah Indonesia masih menguasai 100 persen kepemilikan Bank BTN. (*)
Editor: Priyambodo RH
Copyright © ANTARA 2007