ada lima perusahaan dari sektor properti, real estate dan konstruksi bangunan dan empat perusahaan dari sektor perdagangan dan investment

Jakarta (ANTARA) - Direktur Penilaian Perusahaan Bursa Efek Indonesia (BEI) I Gede Nyoman Yetna mengatakan, saat ini sebanyak 14 perusahaan sudah masuk dalam daftar (pipeline) yang akan melakukan penawaran saham perdana atau IPO di BEI.

"Yang sudah di-"pipeline" ada 14 perusahaan yang sudah ke bursa," ujar Nyoman saat diskusi dengan awak media di Gedung BEI, Jakarta, Rabu.

Nyoman juga menuturkan, pihaknya telah bertemu dengan 37 penjamin emisi atau "underwriter" namun enggan memberikan informasi secara detil.

Dari total 14 perusahaan tersebut, ada lima perusahaan dari sektor properti, real estate dan konstruksi bangunan dan empat perusahaan dari sektor perdagangan dan investment.

Selanjutnya, sebanyak dua perusahaan dari sektor infrastruktur dan transportasi dan pada sektor industri dasar, konsumer dan keuangan masing-masing sebanyak satu perusahaan.

Pada tahun ini, BEI menargetkan sebanyak 75 perusahaan tercatat di BEI, atau lebih tinggi dibandingkan realisasi pada 2018 lalu sebanyak 57 perusahaan.

"Kami berharap ada 75 pencatatan baru. Tentu itu tidak hanya saham, tetapi obligasi dan juga KIK-EBA," ujar Nyoman.

BEI mengklaim, pencapaian 57 emiten baru tahun lalu merupakan pencapaian terbaik sejak privatisasi BEI dan merupaka yang terbaik di ASEAN.

Pada Rabu ini, PT Wahana Interfood Nusantara Tbk resmi mencatatkan sahamnya di BEI. Emiten dengan kode COCO itu merupakan perusahaan tercatat ketujuh yang tercatat di BEI pada 2019.
Baca juga: BEI: Setelah Persija, Bali United juga sampaikan niat IPO
Baca juga: Bukalapak belum tertarik melantai di bursa saham
Baca juga: Tahun politik, Bhinneka belum mau IPO

Pewarta: Citro Atmoko
Editor: Royke Sinaga
Copyright © ANTARA 2019