Jakarta (ANTARA) - Terduga teroris berinisial Y alias Khodijah (35) asal Klaten, Jawa Tengah yang baru ditangkap Tim Densus 88 Antiteror Polri pada Kamis (14/3), tewas pada Senin (18/3) karena diduga bunuh diri dengan mengonsumsi bahan kimia keras.
"Saudara Y alias Khodijah sempat dirawat di RS Bhayangkara selama beberapa jam, dokter sudah berupaya, namun Allah berkehendak lain," ujar Kepala Biro Penerangan Masyarakat Divisi Humas Polri Brigjen Pol Dedi Prasetyo di Gedung Mabes Polri, Jakarta, Rabu.
Dedi Prasetyo menuturkan Y diperiksa di Rutan Polda Metro Jaya pada Minggu (17/3) dan ditemukan dalam keadaan sakit di ruang istirahat pemeriksaaan pada Senin (18/3) pagi.
Melihat kondisi itu, petugas jaga mengambil langkah atau upaya pertolongan pertama, tetapi kondisi terduga teroris buruk sehingga dirujuk ke RS Polri Sukanto. Namun, kondisinya tidak tertolong dan tewas pada Senin siang.
Setelah dilakukan pemeriksaan luar dan dalam di RS Polri Sukanto, ditemukan organ-organ dalam Y mengalami keadaan korosif akibat terkena asam klorida atau HCL kadar 8,5 persen.
Dedi Prasetyo menyebut keinginan Y menjadi mujahid sangat besar, apalagi terduga teroris perempuan memiliki militansi yang besar, seperti istri terduga teroris di Sibolga yang meledakkan diri.
"Yang bersangkutan rela meninggalkan suami dan anaknya, bahkan rela menggadaikan rumah dan tanahnya," kata dia.
Y merupakan satu jaringan dengan terduga teroris yang ditangkap di Lampung, Sibolga serta Tanjung Balai. Y bersama Abu Hamzah (Sibolga) dan Putra Syuhada (Lampung) berencana membuat bom mobil dengan sasaran kantor kepolisian di Sibolga.
Baik Y, mau pun R alias Syuhama yang ditangkap di Tanjung Balai akan dinikahi oleh Abu Hamzah. Setelah diperistri, dua perempuan itu berencana menjadi mujahid dan melakukan amaliah.
Baca juga: Polres Nias perketat pengamanan di Pelabuhan Gunungsitoli
Baca juga: Terduga teroris Sibolga rekrut sejumlah perempuan untuk dijadikan istri
Pewarta: Dyah Dwi Astuti
Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2019