Jakarta (ANTARA) - Kepala Ekonom PT. Bank Negara Indonesia Persero Tbk (BNI) Ryan Kiryanto memerkirakan Bank Indonesia akan mempertahankan suku bunga acuan di level enam persen pada Rapat Dewan Gubernur (RDG) Kamis (20/3), sejalan dengan upaya untuk memitigasi tekanan terhadap stabilitas perekonomian.

"Kalangan perbankan, sektor riil dan investor portofolio menilai level suku bunga enam persen ini akomodatif," kata Kepala Ekonom BNI Ryan Kiryanto saat dihubungi di Jakarta, Rabu.

Adapun Bank Sental akan mengumumkan arah kebijakan dari hasil Rapat Dewan Gubernur pada Kamis (21/3) esok.

Menurut Ryan, Bank Sentral dan pemerintah saat ini memiliki arah kebijakan (stance) yang sama, untuk mengutamakan stabilitas ketimbang pertumbuhan (stability over growth). Sehingga, para pimpinan Bank Sentral akan lebih memilih menahan suku bunga acuan "7-Day Reverse Repo Rate" pada Kamis esok, meskipun penahanan suku bunga acuan sudah dilakukan sebanyak empat kali beruntun.

"Level bunga acuan yang enam persen saat ini sesungguhnya sudah 'priced in' dimana level enam persen ini sudah mempertimbangkan peluang suku bunga Bank Sentral AS The Federal Reserve (The Fed) naik 25-50 basis poin di tahun ini," ucapnya.

Bank Sentral juga dinilai masih akan mencermati dampak dari kenaikan suku bunga acuan yang masif, hingga 175 basis poin, yang telah dilakukan sepanjang tahun lalu, ketika nilai tukar rupiah begitu tertekan arus modal keluar.

"Keputusan besok untuk mempertahankan bisa membantu penguatan daya tahan ekonomi Indonesia terhadap tekanan eksternal, menjaga stabilitas makroekonomi, khususnya rupiah, dan mempertahankan daya tarik investor asing untuk memegang aset berdenominasi rupiah karena lebih atraktif," ujarnya.

Dari faktor eksternal, Ryan memandang, kebijakan The Federal Reserve/The Fed akan semakin melunak (dovish) karena indikasi perlambatan pertumbuhan ekonomi AS yang bisa melorot ke bawah tiga persen dan laju inflasi yang lemah menyentuh dua persen.

"Pilihan The Fed ada dua, antara menahan suku bunga di level saat ini yang 2,25 persen-2,50 persen hingga akhir 2019 atau menaikkan suku bunga hanya sekali sebesar 25 basis poin menjadi 2,5 persen sampai 2,75 persen hingga akhir 2019," ujarnya.

Baca juga: Analis perkirakan rupiah melemah pasca-BI tahan suku bunga

Baca juga: Darmin: kondisi lebih tenang buat BI tahan suku bunga

Pewarta: Indra Arief Pribadi
Editor: Budi Suyanto
Copyright © ANTARA 2019