Jakarta (ANTARA News) - Kepala Pelaksana Harian Badan Narkotika Nasional (Kalakhar BNN), Made Mangku Pastika mengemukakan, anggota TNI sangat rawan menjadi "backing" bagi para bandar narkoba. Ia mengatakan hal itu di hadapan sekitar 2.500 anggota TNI AD dan anggota keluarganya di Jakarta, Rabu. Acara itu dihadiri oleh Wakil Kepala Staf Angkatan Darat, Letjen TNI Harry Tjahyana. "TNI menjadi `backing` supaya (bandar narkoba) dapat aman," katanya. Ia mengatakan, untuk menjadikan "backing" itu, para bandar pada awalnya memberikan narkoba secara gratis dan jika sudah kecanduan maka akan menjadi pembeli lalu melindungi bisnis narkoba. "Awalnya satu pil gratis, dua, tiga hingga 10 pil gratis. Jika sudah ketagihan dan tahu rasanya, maka ia akan balik menjadi backing narkoba," katanya. Untuk itu ia meminta kepada semua prajurit TNI dan keluarganya untuk tidak terlibat dalam penyalahgunaan narkoba. "Jangan pernah mencoba narkoba," katanya menegaskan. Selain TNI, polisi juga sangat rawan terlibat dalam kasus narkoba bahkan ada yang menjadi backing para bandar. "Tidak sedikit polisi yang terlibat kasus narkoba. Mereka bisa terseret karena tugasnya bersinggungan dengan narkoba," katanya. Pola perekrutan agar polisi menjadi "backing" para bandar narkoba itu juga sama dengan TNI. Untuk itu ia meminta kepada para para prajurit dan isteri anggota TNI untuk memerhatikan para anggota keluarganya terutama jika melihat tanda-tanda yang lain dari biasanya. "Ada anak yang tiba-tiba setiap malam sangat rajin membersihkan rumah, mengepel, mencuci mobil dan menyapu. Kita jangan gembira dulu melihat anak kayak begini sebab bisa jadi ia giat bekerja karena baru saja mengkonsumsi narkoba," katanya.(*)

Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2007