Ada juga pantangan makanan yang dipercaya masyarakat di daerah tertentu yang padahal justru menyehatkan ibu dan janinnya

Jakarta (ANTARA) - Koordinator Kelompok Kerja Reformasi Kebijakan Publik Koalisi Perempuan Indonesia Indry Oktaviani menilai pasangan calon presiden dan calon wakil presiden belum berani memunculkan sasaran yang dituju dalam menekan angka kematian ibu.

"Angka kematian ibu di Indonesia masih tinggi, tetapi solusi yang ditawarkan pasangan calon masih sangat teknis," kata dia saat dihubungi di Jakarta, Rabu.

Indry mengatakan solusi yang ditawarkan dua calon wakil presiden dalam debat, Minggu (17/3) malam, sempit hanya pada fasilitas kesehatan.

Padahal, kata dia, untuk memastikan ibu melahirkan mendapatkan bantuan cepat saat melahirkan diperlukan sarana transportasi yang memadai dan ketersediaan darah bila memerlukan transfusi.

"Kami menemukan beberapa ibu hamil yang meninggal dalam perjalanan karena jalan rusak sehingga tidak dapat segera sampai di rumah sakit," tuturnya.

Indry menilai penyebab kematian ibu sebenarnya lebih karena faktor budaya dan kebiasaan di masyarakat yang harus diubah, seperti perkawinan anak, pantangan makanan yang salah, dan peran laki-laki sebagai suami.

Menurut dia, perkawinan anak menjadi salah satu penyebab kematian ibu karena anak perempuan yang belum siap alat reproduksinya harus hamil.

"Ada juga pantangan makanan yang dipercaya masyarakat di daerah tertentu yang padahal justru menyehatkan ibu dan janinnya," katanya.

Indry mengatakan ibu hamil juga masih menghadapi kendala dari pasangannya sendiri, yaitu keengganan untuk mengizinkan dan mengantarkan perempuan hamil memeriksakan kandungan.

Debat putaran ketiga pada Minggu (17/3) malam diikuti dua calon wakil presiden bertema pendidikan, kesehatan, ketenagakerjaan, sosial, dan budaya.

Pemilihan Presiden 2019 akan diikuti dua pasangan calon presiden dan calon wakil presiden, yaitu pasangan 01 Joko Widodo-K.H. Ma'ruf Amin dan pasangan 02 Prabowo Subianto-Sandiaga Uno.

Pewarta: Dewanto Samodro
Editor: M. Hari Atmoko
Copyright © ANTARA 2019