Kuala Lumpur (ANTARA News) - Seorang anggota parlemen Malaysia meminta Kerajaan Malaysia agar segera mengambil tindakan untuk membatasi tindakan media massa Indonesia menanamkan rasa benci di hati rakyatnya kepada Malaysia. Seorang anggota parlemen dari Barisan Nasional, Gombak Dr Rahman Ismail, mengatakan Selasa (24/10), media massa Indonesia sering membesar-besarkan berbagai isu "kecil" yang terjadi seolah-olah kerajaan dan rakyat Malaysia menindas rakyat Indonesia yang bekerja di Malaysia. "Tindakan media Indonesia yang membesar-besarkan fakta menyebabkan rakyat Indonesia melakukan unjuk rasa di depan Kedubes Malaysia di Jakarta walaupun isu itu hanya perkara "kecil"," kata Rahman, sebagaimana dikutip Utusan Malaysia, Rabu. Rahman Ismail mengemukakan hal itu ketika parlemen Malaysia, Selasa, sedang membahas rancangan anggaran 2008. Ditambahkan, jika masalah ini tidak ditangani segera, maka akan mencetuskan keadaan yang lebih serius pada masa depan. "Walaupun hubungan di antara para pemimpin kedua negara itu baik, tetapi di tingkat rakyat hubungannya tidak baik," katanya. Bahkan, lanjut dia, akibat pemberitaan media massa, maka para anggota DPR Indonesia melihat Malaysia sebagai negara yang sombong serta congkak dan mereka sering menyatakan sekiranya tidak ada pekerja Indonesia, maka tidak akan ada menara kembar Petronas dan lapangan terbang KLIA. Oleh sebab itu, ia mengusulkan agar dapat diadakan aktivitas-aktivitas di antara rakyat kedua negara untuk sering bertemu, dan juga di antara anggota dewan kedua negara. Dibantah Sementara itu, juru bicara KBRI Kuala Lumpur, Eka A Suripto, membantah media massa Indonesia sering membesar-besarkan masalah kecil, sebaliknya hanya mengirim berita fakta yang terjadi dan menarik perhatian rakyat Indonesia. "Yang disesalkan adalah pemberitaan media massa di Malaysia yang sejak lama sering memberitakan negatif mengenai warga dan pekerja Indonesia di Malaysia, salah satunya adalah istilah Indon bagi warga negara Indonesia. Walaupun sudah diprotes, tapi tetap saja sering muncul," kata Eka. Dampak pemberitaan negatif media massa Malaysia terhadap warga Indonesia dikemukakan pula oleh Ade Mahmud, alumnus Universiti Islam Antar Bangsa (UIA), dimana orang tua pacarnya, warga Malaysia, menolak pernikahan hanya karena ia warganegara Indonesia. (*)
Copyright © ANTARA 2007