Saya gembira jika makin banyak anak muda Indonesia khususnya di Jember dan sekitarnya ingin belajar bahasa dan sastra Jepang, apalagi di wilayah timur Jawa Timur belum ada perguruan tinggi yang membukanya.
Jember (ANTARA) - Universitas Jember (Unej) untuk pertama kalinya mengadakan kegiatan Japan Festival 2019 untuk menjajaki kerja sama melalui Fakultas Ilmu Budaya Unej dengan Center for Research in Social Sciences and Humanities (C-RiSSH) di aula lantai 3 Gedung Rektorat dr. R. Achmad, Selasa.
Kegiatan yang dilaksanakan meliputi Ambassador Talk yang menghadirkan Konsul Jenderal Jepang dari Surabaya, lalu kuliah umum mengenai Jepang yang diisi oleh peneliti yang tergabung dalam Asosiasi Studi Jepang Indonesia (ASJI), presentasi mengenai informasi perguruan tinggi, beasiswa dan kesempatan riset di Jepang oleh Japan Foundation, hingga pameran budaya Jepang lengkap dengan penampilan pegiat cosplay.
"Japan Festival 2019 di Kampus Tegalboto Unej digelar dalam rangka memperingati hubungan baik Indonesia – Jepang yang tahun ini memasuki usia 61 tahun," kata ketua panitia kegiatan Edy Hariyadi di Jember.
Selain itu, terdapat dua tujuan spesifik yakni pertama sebagai persiapan pembukaan Program Studi Bahasa dan Sastra Jepang di Fakultas Ilmu Budaya, sehingga pihaknya berharap dukungan dari pemangku kepentingan yang ada, terutama dari Pemerintah Jepang melalui Konsul Jenderal Jepang di Surabaya, serta komunitas peneliti dan alumnus Jepang yang tergabung dalam ASJI.
"Tujuan kedua adalah membangun jejaring dan kerja sama diantara pengaji studi Jepang di Kampus Unej dengan para koleganya di Indonesia. Untuk tujuan kedua ini dimotori oleh C-RiSSH, sebagai pusat penelitian ilmu sosial dan humaniora di Universitas Jember," kata dosen Bahasa Jepang di Fakultas Ilmu Budaya Unej itu.
Ketua C-RiSSH Unej Himawan Bayu Patriadi mengatakan C-RiSSH memiliki program Ambassador Talk yakni program yang menghadirkan perwakilan negara sahabat secara rutin ke Kampus Unej untuk memberikan informasi dan perspektif baru kepada dosen dan mahasiswa mengenai hal-hal yang aktual, khususnya dalam kerangka hubungan antar bangsa.
"Selain itu, kajian Jepang adalah salah satu topik yang mendapatkan porsi besar di Program Studi Hubungan Internasional FISIP Universitas Jember, sehingga tepat jika kita mengundang Konsul Jenderal Jepang," tuturnya.
Konsul Jenderal Jepang di Surabaya Tani Masaki dalam sesi Ambassador Talk memaparkan presentasi berjudul "Jepang dan Indonesia, Menuju Kemitraan Yang Lebih Baik Demi Generasi Selanjutnya" yang mengulas faktor-faktor yang membuat hubungan antara Jepang dan Indonesia dapat terjalin dengan baik.
"Di antaranya faktor ikatan sejarah dan kesamaan budaya. Faktor-faktor pemersatu itu wajib dijaga dan dikembangkan agar generasi muda Jepang dan Indonesia mampu memajukan kerja sama dua negara ke arah yang lebih baik lagi di masa depan, " kata diplomat yang mulai bertugas di Indonesia sejak tahun 1985 itu.
Menurutnya banyak faktor kesamaan yang bisa dikembangkan dari dua negara tersebut, misalnya Jepang mengembangkan industrinya dari usaha kecil dan menengah hingga menjadi industri yang kuat, sehingga Indonesia pun bisa mengadopsi melalui program satu desa satu produk yang juga tengah dikembangkan di Jawa Timur.
"Jika Jepang melebarkan sayap pengaruhnya ke dunia melalui kekuatan ilmu pengetahuan, industri dan kini melalui budayanya sebagai soft power, maka Indonesia pun punya modal yang sama yang tak kalah hebatnya, yakni falsafah Bhineka Tunggal Ika. Falsafah ini khas Indonesia yang lahir dari keragaman agama, budaya dan adat istiadat, sesuatu yang tidak dimiliki bangsa lain," katanya.
Tani Masaki juga mendukung inisiatif Fakultas Ilmu Budaya Unej untuk membuka Program Studi Bahasa dan Sastra Jepang karena di Jawa Timur keberadaan perguruan tinggi yang membuka Program Studi Bahasa dan Sastra Jepang baru ada di Surabaya dan Malang.
"Saya gembira jika makin banyak anak muda Indonesia khususnya di Jember dan sekitarnya ingin belajar bahasa dan sastra Jepang, apalagi di wilayah timur Jawa Timur belum ada perguruan tinggi yang membukanya," ujarnya.
Wakil Rektor II Unej Wachju Subchan dalam sambutannya mengharapkan Japan Festival dapat menjadi pintu gerbang untuk kerja sama yang lebih erat antara Kampus Tegalboto Unej dengan pemerintah Jepang karena kerja sama antarperguruan tinggi sudah lama terjalin, terbukti banyak dosen yang melanjutkan studi ke Jepang khususnya di bidang sains dan teknologi karena selama ini Jepang identik dengan keunggulan di bidang ilmu pengetahuan dan teknologinya.
"Kini dengan kunjungan Konsul Jenderal Jepang di Surabaya ke Unej, maka semoga terbuka jalinan kerja sama di bidang sosial humaniora," katanya.
Kegiatan kemudian dilanjutkan dengan sesi kuliah umum bertema "Dinamika Global terhadap hubungan Jepang-ASEAN, Tinjauan Dari Perspektif Sosial Budaya" yang dibawakan oleh Ketua Unit Kajian Kebudayaan Jepang Universitas Hasanudin Makassar Meta Sekar Puji Astuti.
Peserta kegiatan juga dapat berkonsultasi langsung dengan Takuma Yamaguchi dari Japan Foundation mengenai perguruan tinggi di Jepang, serta kesempatan meraih beasiswa dan dana riset.
Dalam kesempatan Japan Festival 2019 itu juga ditandatangani pula naskah nota kesepahaman (MoU) antara Unej yang diwakili oleh Wachju Subchan dengan Wakil Ketua ASJI Indra Sasanti, sehingga dengan penandatanganan tersebut, maka Unej resmi menjadi bagian dari ASJI Jawa Timur dan akan bertugas mengembangkan kajian Jepang di wilayah Besuki Raya.*
Baca juga: Unej Libatkan 222 "reviewer" luar negeri dalam ICOMITEE 2019
Baca juga: Unej siap bantu Kota Probolinggo wujudkan kota jasa dan niaga
Pewarta: Zumrotun Solichah
Editor: Erafzon Saptiyulda AS
Copyright © ANTARA 2019