Kuala Lumpur (ANTARA News) - Panggilan "Indon" bagi WNI di Malaysia mencuat di Parlemen Malaysia, Selasa malam (23/10), ketika sedang membahas anggaran kegiatan parlemen negara jiran ini. Anggota parlemen Sri Aman, Jimmy Donald, mencuatkan isu ini karena Indonesia merasa terhina dan dipermalukan dengan panggilan Indon, padahal panggilan itu tidak ada maksud dan prasangka apa pun. "Rakyat Malaysia tidak berniat merendahkan martabat dengan panggilan seperti itu," katanya sebagai dikutip Berita Harian, Rabu. "Rakyat Malaysia tidak prejudis (berprasangka, buruk red) terhadap warga Indonesia," kata Jimmy. "Saya diinformasikan bahwa rakyat Indonesia, termasuk pemimpin dan menterinya sangat sensitif dan tidak suka dipanggil Indon," tambah dia. "Ada tidak usulan anggaran untuk memberi pengertian supaya mereka (Indonesia) menyadari kita bukan prejudis dan merendah-rendahkan mereka?" katanya. Dr Rahman Ismail, anggota parlemen dari Barisan Nasional untuk wilayah Gombak, mengatakan perlu adanya anggaran untuk menjelaskan hal itu kepada rakyat Indonesia terkait panggilan Indon. Dr Rahman turut mendesak Kerajaan Malaysia untuk segera bertindak membendung prejudis rakyat Indonesia terhadap Malaysia yang dianggap sebagai sombong. Tuduh media RI Rahman menuduh media massa di Indonesia sering melakukan provokasi terhadap rakyatnya dan menuduh Malaysia tidak akan maju atau tidak bisa memiliki lapangan terbang KLIA, Sepang, jika tidak ada pekerja Indonesia. "Malaysia sering dikecam dan diputarbelitkan media di Indonesia dengan isu remeh dan kecil. Jika perkembangan ini tidak dipantau, ini akan mewujudkan kebencian di kalangan rakyat Indonesia," katanya. Bagaimanapun, hubungan kedua negara berjiran itu masih baik. Sehubungan itu, Dr Rahman mengusulkan supaya Parlemen Malaysia turut berusaha memperkukuhkan hubungan dua negara ini dengan lebih sering mengadakan pertemuan dengan anggota parlemen Indonesia. (*)

Copyright © ANTARA 2007