Jakarta (ANTARA) - Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) akan meningkatkan alokasi rehabilitasi hutan dan lahan di Papua dari semula 1.000 hektar menjadi 2.500 hektar.

"Ini menjadi paling penting, yaitu program rehabilitasi dan pembangunan sarana konservasi tanah dan air. Kita akan menggunakan pendekatan tahun jamak agar pelaksanaannya dapat berjalan baik dan terukur," kata Direktur Jenderal Pengendalian Daerah Aliran Sungai (DAS) dan Hutan Lindung Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) IB Putera Parthama, Jakarta, Selasa.

KLHK juga akan melakukan peningkatan pembangunan sarana Konservasi Tanah dan Air (KTA), yakni dam penahan erosi (gully plug), serta dam pengendali dan Saluran Pembuangan Air (SPA).

Selain itu, di daerah tangkapan air, ada pemukiman dan lahan pertanian seluas 2.415 hektar.

Untuk langkah jangka panjang penanganan banjir, maka masyarakat yang bermukim dan mengelola lahan pertanian kering di wilayah itu didorong untuk menerapkan kaidah konservasi tanah dan air.

Untuk program rehabilitasi, pihaknya akan memetakan terlebih dulu di seluruh Papua untuk menentukan bagian yang gundul dan terdegradasi. Kemudian, akan dilakukan revegetasi.

Selain itu, masyarakat perlu dibina untuk memanfaatkan lahan yang ramah terhadap lingkungan dan melakukan konservasi.*


Baca juga: Papua mulai persiapkan proyek pembangunan rendah karbon

Baca juga: Papua Barat akan usulkan penetapan 20 area hutan adat

Pewarta: Martha Herlinawati S
Editor: Erafzon Saptiyulda AS
Copyright © ANTARA 2019