Jakarta (ANTARA) - Kesebelasan Bhayangkara FC mengaku tidak takut nama besar Arema FC dan optimistis mampu meraih kemenangan pada babak delapan besar Piala Presiden 2019.
"Pasti harus optimis, kita lihat nanti masih ada 90 menit kita harus bermain. Kita akan lihat siapa yang berhasil," kata pelatih Bhayangkara FC Angel Alfredo Vera saat ditemui di Lapangan PTIK, Jakarta, Selasa.
Pelatih asal Argentina itu mengakui Arema memiliki pemain berkualitas dan berpeluang menjadi batu sandungan bagi Bhayangkara FC untuk melangkah lebih jauh pada ajang Piala Presiden 2019.
"Semua tim berat tidak ada tim yang kita lihat ringan. Apalagi Arema adalah tim yang besar juga," katanya menambahkan.
Mantan pelatih Persebaya itu mengaku masih memiliki waktu untuk membenahi kebugaran tim dan menyiapkan taktik melawan Singo Edan yang pertandingannya bakal berlangsung di Stadion Patriot Candrabhaga, Bekasi, Jawa Barat, 30 Maret.
"Saya kira perlu persiapan baik. Masih ada waktu satu minggu untuk pertandingan. Melakukan semua yang terbaik untuk nanti melawan Arema memberikan 100 persen," ujar Alfredo.
Bhayangkara FC yang dalam babak penyisihan Piala Presiden berhasil menjadi juara grup berhak menjadi tuan rumah dalam laga babak delapan besar melawan Arema.
Dukungan langsung dari suporter tim berjuluk "The Guardian" di Stadion Patriot Candrabhaga diharapkan menjadi kekuatan tambahan.
"Semua tergantung apa yang kita berikan di lapangan. Walaupun kita main di Bekasi kalau kita main fight dan kerja keras akan dapat hasil bagus," kata mantan pelatih Sriwijaya FC itu.
Babak delapan besar Piala Presiden 2019 bakal berlangsung 9-31 Maret dengan menggunakan sistem gugur dan hanya digelar satu pertandingan.
Empat tim terbaik yang menjadi juara grup dalam babak penyisihan berhak menjadi tuan rumah babak delapan besar. Keempat tim tersebut adalah Bhayangkara FC, Persija Jakarta, Persela Lamongan dan Persebaya Surabaya.
Baca juga: Laga "derby" dan debut warnai perempat final
Baca juga: Kalteng Putra diingatkan jangan cepat puas
Pewarta: Yogi Rachman
Editor: Gilang Galiartha
Copyright © ANTARA 2019