Semarang (ANTARA) - Direktur Eksekutif Indikator Politik Indonesia Burhanuddin Muhtadi menilai tiga kali pelaksanaan debat calon presiden yang digelar KPU tidak berdampak terhadap peningkatan keterpilihan kedua pasangan calon.
"Berbeda dengan debat pada Pemilu 2014 lalu. Debat punya dampak luar biasa," kata Burhanuddin di Semarang, Selasa.
Menurut dia, animo masyarakat yang menyaksikan debat cukup tinggi.
Debat pertama, kata dia, animo penonton debat mencapai 48,3 persen atau ditonton sekitar 85 juta pemirsa TV.
Debat kedua, lanjut dia, animo masyarakat dalam menyaksikan debat lebih tinggi, mencapai 55 persen.
Meski animo tinggi, menurut dia, secara elektoral debat tidak berdampak terhadap pasangan calon.
Ia menilai kondisi itu akibat polarisasi pemilih terhadap kedua pasangan calon presiden dan wakil presiden.
"Masing-masing pemilih sudah memiliki preferensi politik. Masing-masing mencari pembenaran berdasarkan perspektif dan cara pandang," katanya.
Sepanjang masih terjadi polarisasi, lanjut dia, debat yang digelar KPU tidak akan efektif terhadap tingkat keterpilihan calon.
Ia mengusulkan perubahan format debat, misalnya dengan menghilangkan simpatisan yang menonton langsung pelaksanaan debat.
Ia juga mengusulkan panelis debat tidak hanya mengelaborasi persoalan yang dihadapi bangsa terhadap pasangan calon, namun lebih mengutamakan solusi yang bisa diberikan jika nanti terpilih.
Pewarta: Immanuel Citra Senjaya
Editor: Kunto Wibisono
Copyright © ANTARA 2019