Dalam pertemuan 19-20 Maret 2019 ini, The Fed diperkirakan tidak akan seagresif tahun lalu

Jakarta (ANTARA) - Nilai tukar (kurs) rupiah yang ditransaksikan antarbank di Jakarta pada Selasa sore menguat seiring keyakinan para pelaku pasar bahwa bank sentral AS The Federal Reserve (The Fed) akan bersikap hati-hati atau dovish dalam kebijakan suku bunganya.

Kurs rupiah Selasa sore menguat empat poin menjadi Rp14.235 per dolar AS dari sebelumnya Rp14.239 per dolar AS.

"Dalam pertemuan 19-20 Maret 2019 ini, The Fed diperkirakan tidak akan seagresif tahun lalu. Keyakinan bahwa The Fed semakin dovish bertambah dengan dirilisnya data ekonomi terbaru di AS," kata Direktur Utama PT Garuda Berjangka Ibrahim Assuaibi di Jakarta, Selasa.

Indeks perumahan NAHB (National Association of Home Builders/Asosiasi Nasional Pendiri Rumah Tinggal) pada Maret 2019 berada di angka 62, tidak berubah dibandingkan bulan sebelumnya.

Pencapaian Maret tersebut berada di bawah konsensus pasar yang memperkirakan kenaikan menjadi 63.

"Artinya, gejala perlambatan ekonomi masih terlihat di negeri adidaya. Mengencangkan ikat pinggang dalam kondisi seperti ini mungkin kurang bijak, bahkan ada peluang untuk memberi sedikit kelonggaran," ujar Ibrahim.

Nilai tukar (kurs) rupiah pada Selasa pagi dibuka menguat Rp14.218 dolar AS. Sepanjang hari, rupiah bergerak di kisaran Rp14.218 per dolar AS hingga Rp14.238 per dolar AS.

Sementara itu, kurs tengah Bank Indonesia pada Selasa menunjukkan, rupiah menguat menjadi Rp14.228 per dolar AS dibanding hari sebelumnya di posisi Rp14.242 per dolar AS.

Baca juga: IHSG ditutup melemah dipicu aksi ambil untung
Baca juga: Rupiah menguat seiring tenangnya kondisi pasar

Pewarta: Citro Atmoko
Editor: Kelik Dewanto
Copyright © ANTARA 2019