Direktur Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Menular Langsung Kementerian Kesehatan Wiendra Waworuntu dalam keterangannya kepada wartawan di kantor Kemenkes Jakarta, Selasa, mengatakan Indonesia menjadi negara peringkat ketiga di dunia dengan beban penderita TBC terbesar.
Angka peringkat tersebut menurun dibandingkan tahun lalu di mana Indonesia menjadi peringkat kedua terbesar dalam beban penyakit TBC di dunia setelah India.
Perkiraan penderita TBC di Indonesia pada 2017 sekitar 1.020.000 kasus. Kini dengan jumlah yang berkurang menjadi 842 ribu kasus, Indonesia menjadi negara dengan beban Tbc ketiga terbesar dunia setelah India dan China.
Dari keseluruhan perkiraan kasus, sebanyak 39 persen belum ditemukan dan terlaporkan.
Sementara untuk kasus TB resisten obat, atau penyakit TBC yang harus ditangani dengan pengobatan lebih lanjut karena bakterinya kebal terhadap obat, dilaporkan sebanyak 4.400 kasus di Indonesia.
Jumlah kasus TB yang ditemukan pada anak sebesar 52.929 kasus, dan penyakit TBC yang juga terdapat pada pengidap HIV sebanyak 7.729 kasus.
Dari seluruh kasus tersebut, angka keberhasilan pengobatan mencapai 89 persen.
Wiendra mengatakan penyakit TBC sebenarnya bisa disembuhkan asalkan disiplin dalam menjalankan pengobatan. “TBC bisa disembuhkan dengan catatan melakukan pengobatan teratur,” kata dia.
TBC merupakan penyakit menular langsung yang disebabkan oleh bakteri dari manusia ke manusia. Penyakit TBC tidak bisa ditularkan dari binatang ke manusia.
TBC bisa menyerang siapa saja, terutama usia produktif dan anak-anak.
Kuman TBC yang bisa ditularkan lewat batuk atau lendir batuk yang dibuang sembarangan bisa menyerang ke paru-paru, tulang, kelenjar, kulit, dan lain-lain.
Baca juga: Praktisi kedokteran: TBC bisa sembuh asal jalani pengobatan rutin
Baca juga: Kemenkes prioritaskan kasus TBC di daerah padat penduduk
Pewarta: Aditya Ramadhan
Editor: Dewanti Lestari
Copyright © ANTARA 2019