Jakarta (ANTARA News) - Wakil Presiden (Wapres) Jusuf Kalla menyadari kesenjangan sosial yang terlalu besar pada bangsa Indonesia bisa memicu siklus kekerasan yang selalu terjadi setiap lima tahun terakhir. "Ketimpangan sosial pada bangsa ini sedemikian besar," ujar Jusuf Kalla saat bersilaturahmi dengan Ketua Umum PBNU Hasyim Muzadi di kediaman Hasyim di Desa Kukusan, Kecamatan Beji, Depok, Selasa sore. Wapres menggambarkan, setiap hari bangsa ini menyaksikan tayangan apartemen mewah dan mall-mall, sementara di saat yang sama banyak masyarakat tinggal di pinggir kali atau kolong-kolong jembatan. Karena itu, menurut Wapres, dulu setiap lima tahun orang-orang selalu berperilaku merusak, apakah menghantam etnis China atau sasaran lainnya. "Jadi bangsa ini bisa berbahaya," ujar Wapres seraya menambahkan bahwa pemerintah menginginkan agar ancaman demikian tidak sampai terjadi lagi. Agar ancaman kekerasan dan konflik akibat kesenjangan sosial tidak terjadi, Wapres berpendapat, diperlukan satu keseimbangan hidup dan perekonomiannya. Salah satu cara mewujudkannya adalah masyarakat harus bekerja dan sejahtera. Terkait dengan hal itu, Wapres juga mengatakan bahwa komunitas pesantren harus lebih banyak lagi memberikan kontribusinya dalam memberdayakan masyarakat setempat. "Kalau kita bisa melibatkan kalangan pesantren setelah mereka dibekali kemampuan tertentu, itu saya kira akan dahsyat hasilnya," ujar Kalla. Jusuf Kalla yang juga Ketua Umum DPP Golkar itu meyakini motivasi yang dibangun dari keyakinan beragama akan signifikan hasilnya dan pengalaman di berbagai tempat telah membuktikannya. "Kita kan tidak hanya mendakwahkan harus tangan di atas, tapi betul-betul bisa melaksanakannya dengan baik," kata Jusuf Kalla.(*)

Editor: Heru Purwanto
Copyright © ANTARA 2007