Pekanbaru (ANTARA) - Dirut PT Pertamina (Persero) Nicke Widyawati mengajak mahasiswa di Riau untuk bersama-sama mengembangkan ladang minyak Blok Rokan, yang pengelolaannya sepenuhnya dilakukan oleh Pertamina pada 2021 setelah kontrak PT Chevron Pacific Indonesia tidak diperpanjang oleh Pemerintah Indonesia.

Pada acara “BUMN goes to campus” yang dihadiri sekitar 3.000 mahasiwa di aula Universitas Riau Kampas Gobah, Kota Pekanbaru, Selasa, Nicke menyatakan bahwa Blok Rokan merupakan ladang minyak dengan produksi terbesar di Indonesia, dan peluang pengembangannya sangat cerah sehingga Pertamina butuh tenaga-tenaga muda, khususnya dari Riau untuk turut serta.

“Saya, Pertamina, mengajak adik-adik (mahasiswa) untuk kemudian memberikan kontribusi juga dalam riset dan pengembangan. Bagaimana kita melakukan kajian lebih lanjut, karena ternyata, ada sepertiga area yang belum digarap sama sekali. Rokan ini punya produksi minyak terbesar di indonesia, itu baru 2/3 yang digarap,” katanya.

Blok Rokan yang memiliki luas wilayah 6.264 kilometer persegi yang merupakan ladang minyak terbesar di Indonesia, yang berlokasi di Provinsi Riau. “Ayo kita garap sama-sama, kita akan kerja sama dengan Universitas Riau, kita bukan seluas-seluasnya,” lanjut Nicke Widyawati.

Meski baru akan mengelola Blok Rokan pada 2021, lanjutnya, berkat dukungan Presiden Joko Widodo Pertamina sudah punyak halk untuk mengambil minyak mentah sejak Januari 2019. Minyak mentah itu dibeli oleh Pertamina dan kemudian diolah di Kilang Pertamina di Cilacap sehingga produksi bahan bakar minyak lebih murah.

Selama ini pengelolaan Blok Rokan oleh Chevron minyak mentah diekspor ke luar negeri. Dengan Pertamina bisa membelinya, impor minyak mentah (crude oil) Indonesia menurun.

“Penurunan impor crude oil nasional kita 70 persen dari tahun lalu. Artinya, neraca migas nasional membaik. Devisa negara, artinya uang tidak ada keluar, kita bayar di dalam negeri,” katanya.

Jenis minyak mentah di Blok Rokan merupakan yang terbaik, lanjutnya, dan kalau diolah di kilang Pertamina akan hasilkan produk Pertamax dan Pertamax Turbo yang paling bagus. Hal ini akan menguntungkan semua pihak, ujarnya.

“Jadi kalau kita olah minyak dari Blok Rokan, negara diuntungkan, Pertamina juga diuntungkan, masyarakat juga diuntungkan krena harga pembelian lebih murah, sebelumnya dari Nigeria transportasi lebih mahal, sekarang dari Rokan, Riau, diangkut ke kilang Pertamina Cilacap lebih murah, semua pihak diuntungkan,” ujarnya.

“Berbanggalah adik-adik semua menjadi masyarakat di Riau in, karena jadi kontribusi luar biasa bagi negara ini,” lanjut Nicke yang disambut tepuk tangan ribuan mahasiswa.

Sementara itu, Menteri BUMN Rini Soemarno dalam kuliah umumnya di acara tersebut menyatakan, Pemerintah Indonesia sudah berhasil mengambil alih pengelolaan Blok Rokan yang sudah puluhan tahun dipegang oleh Chevron. Hal ini patut dibanggakan karena Pertamina melakukannya tidak menggunakan dana negara atau APBN.

“Blok Rokan saja harganya 780 juta dolar (AS), pakai dana sendiri tidak pakai dana negara,” kata Rini Soemarno.

Pertamina ditetapkan sebagai operator Blok Rokan dari 2021 sampai 2041. Setelah diserahkan ke Pertamina mulai 2021, perusahaan tersebut akan berbagi hak partisipasi (Participating Interest/PI) ke Badan Usaha Milik Daerah (BUMD) dengan porsi 10 persen.

Berdasarkan catatan Satuan Kerja Khusus Pelaksana Kegiatan Hulu Minyak dan Gas Bumi (SKK Migas) produksi minyak siap jual Rokan pada semester I 2018 sebesar 771.000 barel per hari (bph), sedangkan porsi produksi Rokan mencapai mencapai 207.148 barel

Terdapat dua lapangan minyak raksasa di Blok Rokan, yakni Minas dan Duri. Lapangan Minas yang telah memproduksi minyak hingga 4,5 miliar barel minyak sejak mulai berproduksi pada 1970-an. Pada masa jayanya, produksi minyak Lapangan Minas pernah menembus angka 1 juta bph. Lapangan tua ini masih bisa menghasilkan minyak sekitar 45.000 bph.

Sementara itu, Lapangan Duri berlokasi di Kabupaten Bengkalis, yang secara administrasi masuk Kecamatan Mandau. Lapangan ini punya kandungan minyak mentah unik yang dikenal dengan nama Duri Crude. Chevron selama ini menggunakan teknologi EOR (enhance oil recovery) dan cukup berhasil mengoptimalkan produksi minyak Duri melawan penurunan alami.

***1***

Pewarta: FB Anggoro
Editor: Nusarina Yuliastuti
Copyright © ANTARA 2019