Jakarta (ANTARA News) - Lebih dari 15 perusahaan asing yang telah mengantri untuk mendapat kesempatan mengembangkan energi geothermal atau panas bumi di Indonesia. "Karena harga minyak naik tentu energi alternatif bersaing, semua orang mulai melirik geothermal. Banyak partner yang tertarik untuk berinvestasi," kata Dirut PT Pertamina Geothermal Energy (PGE), Bambang Kustono, di Jakarta, Selasa. Menurut dia, lebih dari 15 perusahaan yang sudah "mengantri" untuk diseleksi siapa yang layak untuk mengembangkan energi panas bumi di Indonesia. "Kita punya prosedur untuk proses seleksi. Mungkin baru tahun depan proses seleksi akan selesai," ujar dia. Menurut Bambang, beberapa perusahaan asing yang berminat untuk mengembangkan energi panas bumi di Indonesia yakni, PNOC yang berasal dari Filipina, Suez International Energy, Chevron, Star Energy, dan beberapa perusahaan lainnya, termasuk dari Selandia Baru. "Yang terakhir dari Jerman, belum tahu namanya. Bappenas yang kasih informasi ke saya," ujar dia. Untuk kerjasama antara PGE dengan Reykjavik Energy Invest (REI) yang nota kesepahamannya baru ditandatangani, dia mengatakan, belum diketahui komposisi besaran investasinya. "Saya tidak punya wewenang untuk menetapkannya. Tunggu `approval` dari `share holder`," katanya. Dia mengatakan, diharapkan dalam waktu tiga hingga enam bulan ke depan sudah dapat diputuskan komposisi investasinya. Sementara itu, dia menjelaskan belum diketahui daerah Pertamina mana yang potensial untuk dikembangkan. "Bisa saja di Kamojang, bisa di Sumatera, atau di Sulawesi. Kita punya beberapa wilayah lain selain di Kamojang, tapi kemungkinan mengambil yang terdekat di Kamojang," katanya.(*)

Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2007