Kupang (ANTARA) -
Pengamat dari Universitas Nusa Cendana (Undana) Kupang Dr. Leta Rafel Levis menilai konsep pengembangan dan pelestarian kebudayaan yang dilontarkan Calon Wakil Presiden Mar'uf Amin dalam debat cawapres pada Minggu, (17/3) malam sangat menarik untuk disimak lebih jauh.
"Saya senang debat cawapres yang berlangsung santai. Tidak membuat para pendukung tegang. Satu hal yang paling menarik bagi saya adalah konsep pengembangan dan pelestarian kebudayaan yang dilontar Mar"uf Amin, yakni kebijakan konservasi kebudayaan yang berbasis pada kearifan lokal," kata Leta Rafael kepada Antara, di Kupang, Selasa.
Menurut staf pengajar pada Fakultas Pertanian Undana itu, konsep pengembangan dan pelestarian kebudayaan ini penting karena selama ini para pemimpin nasional tidak peduli dengan hal tersebut.
Ia mengatakan bahwa kebudayaan yang berbasis pada kearifan lokal adalah budaya-budaya yang dikembangkan para leluhur yang sangat bermanfaat dalam mengatur tata kehidupan sosial masyarakat agar kehidupan berjalan harmonis seimbang dan saling menghargai satu terhadap yang lain.
Nilai-nilai budaya yang dikembangkan oleh para leluhur ini juga bermanfat dalam menjaga ekosistem lingkungan.
Kondisi ini disebabkan karena ajaran yang diwariskan leluhur tersebut juga mengatur tentang tata hubungan antara manusia dan sesama, manusia dan lingkungan, serta antara manusia dan sang pencipta.
"Jadi, konsep ini untuk situasi masyarakat Indonesia saat ini yang terancam tercerai berai sangatlah tepat, katanya.
Artinya, dengan pengembangan kebudayaan berbasis kearifan lokal,penyatuan kembali nilai kebersamaan, persatuan kesatuan perasamaan masyarakat harus dengan pendekatan tevitalisasi.
Selain Itu, lanjut dia, melakukan konservasi nilai-nilai yang terkandung dalam budaya-budaya masyarakat Indonesia dari sabang sampai merauke.
Ia menilai masalah pendidikan, kesehatan, dan tenaga bukan merupakan persoalan baru bagi bangsa ini. ***3***
Pewarta: Bernadus Tokan
Editor: D.Dj. Kliwantoro
Copyright © ANTARA 2019