Denpasar (ANTARA News) - Dua puting payudara Ni Nyoman Suliastini (20), ibu muda kelahiran Desa Tambakan, Kecamatan Kubutambahan, Kabupaten Buleleng, sekira 110 kilometer timur laut Denpasar, Bali, hilang secara misterius dan menurut kajian medis tidak mungkin tumbuh kembali. Menurut dosen senior Fakultas Kedokteran Universitas Udayana, dr I Nyoman Mangku Karmaya, peristiwa itu sangat misterius lantaran Ni Nyoman Suliastini kehilangan dua puting payudaranya bukan karena gangguan penyakit, tetapi lenyap begitu saja. Biasanya, kata dr I Nyoman Mangku Karmaya, orang kehilangan puting payudara setelah menjalani operasi pengangkatan payudara agar penyakit kanker tidak menular pada bagian tubuh lainnya. "Bagian tubuh yang dibuang itu biasanya diserahkan kepada pihak keluarga atau disetujui untuk dihancurkan dengan mesin insenerator," kata Mangku Karmaya di Denpasar, Selasa. Setelah kehilangan puting payudaranya, ibu muda yang baru melahirkan bayi pertamanya dua bulan lalu itu sempat menjalani pemeriksaan kesehatan di Puskesmas II Kubutambahan dan RSUD Buleleng. RSUD di Singaraja itu pun mengerahkan tim dokter yang terdiri atas ahli bedah dan penyakit dalam yang didukung peralatan medis yang memadai untuk menangani keluhan Ni Nyoman Suliastini. Tim dokter hingga kini belum dapat menyimpulkan penyebab hilangnya dua puting payudara ibu muda tersebut. Secara ilmiah atau ilmu kedokteran, kata Mangku Karmaya, belum ditemukan ada penyakit yang menyebabkan copotnya dua puting panyudara. Hasil pemeriksaan tim dokter dan alat rontgen menyimpulkan tidak menemukan penyakit yang menyerang tubuh Suliastini hingga hilangnya kedua puting payudara. Menurut Ketua Ikatan Bidan Buleleng, Ni Ketut Simpen, terhadap ibu yang sedang menyusui biasanya memicu sel-sel asi bergerak aktif, sehingga ariolamama membesar dan puting payudara tertarik ke dalam. Tapi kondisi Suliastini tidak demikian, yakni kedua puting panyudaranya tidak tertarik ke dalam, tetapi memang tidak ditemukan putingnya, ujar Simpen.(*)
Editor: Suryanto
Copyright © ANTARA 2007