Denpasar (ANTARA News) - Prof DR I Gusti Ngurah Gorda (66), salah seorang tokoh pendidikan di Bali, menghembuskan nafas terakhir dalam perawatan intensif di Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Wangaya Denpasar, Selasa, sekitar pukul 10.10 WITA. IGN Gorda sempat dirawat selama sepekan lantaran menderita penyakit hati (sirosis) akut. Jenazah IGN Gorda langsung dibawa ke rumah duka Puri Anyar Sukasada, Kabupaten Buleleng, kata Anak Agung Ngurah Sri Rahayu Gorda, putri bungsu dari lima bersaudara keluarga IGN Gorda. "Belum ada kepastian rencana proses penguburan, karena masih harus melakukan koordinasi dengan keluarga," kata Sri Rahayu. Gorda semasa hidupnya dikenal sebagai salah satu tokoh pendidikan di Bali. Ia mengawali kariernya sebagai guru honorer di Sekolah Menengah Pertama (SMP) Ghana Sukasada, Singaraja tahun 1962. Meskipun saat itu masih berstatus sebagai mahasiswa IKIP Malang Cabang Singaraja, ia mengajar di SMEP Surapati Singaraja, SMEA Surapati Singaraja dan sejumlah sekolah swasta lainnya di kota Denpasar hingga tahun 1970. Selain sebagai guru honor, suami dari AA Ayu Ngurah Ratyni (alm) juga berstatus guru tetap pada SMEA Negeri Denpasar tahun 1966 dan tiga tahun kemudian (1969) dipercaya sebagai wakil Kepala Sekolah di tempatnya mengajar. Selain itu juga pernah menjabat Kepala SMEA Negeri Klungkung (1969-1971), dan karyawan di lingkungan Kanwil Pendidikan dan Kebudayaan Provinsi Bali (sekarang Dinas Pendidikan), selama kurun waktu 13 tahun (1971-1984), dengan jabatan terakhir Kepala Bagian Perlengkapan. Alumnus program doktor Pascasarjana Universitas Airlangga Surabaya itu tercatat dalam "tinta emas" sebagai pendiri Universitas Pendidikan Nasional (Undiknas) Denpasar tahun 1969 dan beberapa kali periode menjabat sebagai rektor perguruan tinggi swasta tersebut. Gorda mempunyai lima anak dan enam cucu itu, juga mengemban kepercayaan yang besar dalam memajukan dunia pendidikan, antara lain pembantu Rektor IKIP PGRI Bali (1984-1986), Ketua Yayasan IKIP PGRI Bali (1984-1986), Rektor Universitas Hindu Indonesia (UNHI) Denpasar (2001-2002), Direktur Program Pascasarjana Undiknas Denpasar (2000-hingga sekarang) dan Direktur Utama ASTABRATA Bali, lembaga manajemen bernuansa budaya dan spiritual Denpasar. Selain itu juga tercatat sebagai dosen pascasarjana UNHI Denpasar, Universitas Bondowoso, Universitas Putra Bangsa Surabaya dan program pascasarjana Untag Surabaya. Sejak 1990 hingga menjelang tutup usianya, Gorda telah mengadakan lebih dari seratus kali penelitian, baik atas penelitian individu dan hanya beberapa mendapat "sponsor" dari proyek pemerintah. Penelitian yang dilakukan tersebut antara lain Tri Hita Karana dan partisipasi masyarakat dalam pembiayaan pembangunan desa di Bali (1990), model pemupukan modal dan peningkatan usaha koperasi (1990), nilai-nilai agama Hindu dan etika ekonomi wirausahawan Bali (1995) dan Etika kerja Wirausahawan Hindu (1996). Gorda yang pernah mendapat penghargaan tanda kehormatan satya Lencana Karya Satya 30 tahun dari Presiden RI itu juga aktif dalam menyusun buku, lebih dari 13 judul buku telah berhasil diterbitkan. (*)

Editor: Priyambodo RH
Copyright © ANTARA 2007