Jakarta (ANTARA) - Nilai tukar (kurs) rupiah yang ditransaksikan antarbank di Jakarta pada Senin sore menguat seiring turunnya harga minyak dunia.
Kurs rupiah Senin sore menguat 21 poin menjadi Rp14.239 per dolar AS dari sebelumnya Rp14.260 per dolar AS.
Direktur Utama PT Garuda Berjangka, Ibrahim Assuaibi di Jakarta, Senin, mengatakan, penurunan harga minyak pada hari ini membuat rupiah bergerak positif.
"Penurunan harga minyak tentu membuat biaya impor komoditas ini menjadi lebih murah. Ini membuat tekanan di neraca perdagangan akan berkurang, dan nantinya merambat ke perbaikan di pos transaksi berjalan. Dengan transaksi berjalan yang lebih kuat, meski masih defisit, rupiah punya fondasi yang kuat sehingga tidak mudah terombang-ambing," ujar Ibrahim.
Menurut Ibrahim, penurunan harga minyak adalah berkah. Indonesia adalah negara net importir minyak, mau tidak mau harus mengimpor minyak untuk memenuhi kebutuhan dalam negeri karena produksi domestik yang tidak memadai.
OPEC dan negara produsen minyak lain seperti Rusia dijadwalkan menggelar pertemuan pada 17-18 April 2019 mendatang untuk menentukan kebijakan produksi. Sebelumnya, OPEC Plus sudah menerapkan pemangkasan produksi sampai 1,2 juta barel per hari, dan pertemuan selanjutnya akan menentukan apakah kebijakan ini berlanjut atau tidak.
"Dari internal, neraca dagang Indonesia periode Februari 2019 secara mengejutkan mencatatkan surplus US$ 330 juta," kata Ibrahim.
Nilai tukar (kurs) rupiah pada pagi dibuka menguat Rp14.238 dolar AS. Sepanjang hari, rupiah bergerak di kisaran Rp14.223 per dolar AS hingga Rp14.245 per dolar AS.
Sementara itu, kurs tengah Bank Indonesia pada Senin menunjukkan, rupiah menguat menjadi Rp14.242 per dolar AS dibanding hari sebelumnya di posisi Rp14.310 per dolar AS.
Baca juga: Rupiah berpotensi menguat manfaatkan koreksi dolar AS
Baca juga: Rupiah Senin pagi menguat 15 poin
Pewarta: Citro Atmoko
Editor: Budi Suyanto
Copyright © ANTARA 2019