Kulon Progo (ANTARA) - Puluhan pengungsi korban banjir yang menempati Posko Utama Stadion Cangkring, Kabupaten Kulon Progo, Daerah Istimewa Yogyakarta, mengalami gangguan kesehatan, mulai dari pusing, mual hingga demam.
Kepala Puskesmas Wates Eko Damayanti di Kulon Progo, Senin, Puskesmas Wates menerjunkan tim tanggap darurat bencana untuk menangani korban banjir yang mengungsi di Stadion Cangkring.
"Saat ini, petugas sudah melakukan pemeriksaan terhadap puluhan pengungsi," kata Eko.
Ia mengatakan jumlah pasien yang telah diperiksa sebanyak 40 orang, dengan keluhan pusing, mual, dan keluhan sakit perut, dan demam.
"Kami akan terus melakukan pendampingan pengungsi, khususnya memantau kesehatan pengungsi," katanya.
Eko mengatakan pihaknya juga akan membuat jadwal petugas piket supaya dapat memantau kesehatan pengungsi, serta melakukan pemantauan di rumah-rumah warga.
"Banjir di Kecamatan Wates ini belum dapat dipastikan kapan dapat diatasi. Namun demikian, kami siap siaga memberikan pelayanan kesehatan kepada korban banjir," katanya.
Koordinator pengungsian Stadion Cangkring AKP Hery Meyanto mengatakan petugas kesehatan di Posko Pengungsian di Stadion Cangkring cukup banyak yang siap membantu menjaga kesehatan pengungsi. Petugas kesehatan berasal dari Dinas Sosial, Dinas Kesehatan, Puskesmas Wates, Tim Dokes Polres Kulon Progo dan PKS Kulon Progo.
"Kami berbagi tugas memeriksa kesehatan pengungsi di Posko Pengungsian Stadion Cangkring, dan mendatangi pemukiman warga untuk memantau warga," katanya.
Hujan deras yang mengguyur wilayah Kabupaten Kulon Progo, DIY, pada Sabtu (16/3) dan Minggu (17/3) menyebabkan empat kecamatan terendam banjir. Empat kecamatan tersebut, yakni Pengasih, Wates, Panjatan dan Temon. Kecamatan Wates paling parah terkena dampak banjir, karena jebolnya tanggul Jembatan Sungai Serang yang ada di Dusun Bendungan Kidul, Desa Bendungan, Kecamatan Wates.
Selain itu, bencana tanah longsor juga menerjang empat kecamatan di Kabupaten Kulon Progo yang ada di wilayah kawasan Bukit Menoreh, yang meliputi Kecamatan Kokap, Girimulyo, Samigaluh, dan Kalibawang. Sedikitnya ada 20 titik longsor yang menerjang rumah, menutup akses jalan hingga fasilitas umum. Saat ini, BPBD Kulon Progo masih melakukan pendataan lokasi longsor.
Baca juga: Ratusan korban banjir Kulonprogo mengungsi di Stadion Cangkring
Baca juga: Tanggul jebol rendam puluhan desa di Kulonprogo dan paksa warga mengungsi
Pewarta: Sutarmi
Editor: Dewanti Lestari
Copyright © ANTARA 2019