Ekonom Samuel Sekuritas Ahmad Mikail di Jakarta, Senin, mengatakan, indeks dolar hari ini diperkirakan melemah terhadap hampir semua mata uang kuat utama dunia.
"Rupiah kemungkinan menguat seiring pelemahan dollar serta surplusnya data neraca perdagangan Januari sebesar 330 juta dolar AS," ujar Ahmad.
Kemungkinan terkoreksinya dolar AS sendiri didorong oleh melemahnya data Industrial Production Index (IPI) AS menjadi 0,1 persen (bulan ke bulan/mom) di bulan Februari dibandingkan konsensus sebesar 0,2 persen (mom).
Menurut Ahmad, rendahnya pertumbuhan IPI tersebut menunjukan pelemahan yang semakin jelas terhadap ekonomi AS di triwulan pertama 2019.
Sementara itu, poundsterling meningkat terhadap dolar setelah parlemen Inggris memutuskan untuk menolak proposal “No-deal Brexit” dalam proses keluarnya Inggris dari Uni Eropa.
"Rupiah kemungkinan menguat ke level Rp14.200 sampai Rp14.250 per dolar AS," kata Ahmad.
Pada pukul 9.39 WIB, nilai tukar rupiah masih menguat 15 poin menjadi Rp14.245 per dolar AS dibanding posisi sebelumnya Rp14.260 per dolar AS.
Pewarta: Citro Atmoko
Editor: Faisal Yunianto
Copyright © ANTARA 2019