Jakarta (ANTARA) - Ada jejak orang Irlandia bernama Patrick Joseph O'Connell ketika membicarakan perihal laga Real Betis versus Barcelona, seperti terjadi di pekan ke-28 La Liga Spanyol pada Senin (18/3) dini hari WIB di Stadion Benito Villamarin, Sevilla.
O'Connell pernah melatih sekaligus menjadi malaikat penyelamat bagi Real Betis maupun Barcelona. Dia dikontrak Betis pada tahun 1931, di mana klub yang saat itu masih bernama Betis Balompie, masih berada di Divisi Kedua Spanyol atau Segunda Division, setingkat di bawah liga teratas La Liga.
O'Connell langsung membawa Betis promosi ke La Liga pada tahun 1932. Istimewanya, tiga tahun kemudian atau tahun 1935, Betis dibawanya menjuarai La Liga.
Gelar di musim 1934-1935 itu menjadi gelar juara La Liga pertama Real Betis sejak didirikan tahun 1907 dan satu-satunya sampai saat ini.
Mendapatkan sukses besar di klub asal Sevilla tersebut, pria kelahiran Dublin, 8 Maret 1887 itu dilirik oleh salah satu klub ternama Negeri Matador, Barcelona. Manajemen Barcelona pun mendatangkannya pada musim 1935-1936 untuk menggantikan pelatih Franz Platko.
Di Tanah Catalunya, lagi-lagi O'Connell menancapkan kukunya begitu dalam. Apa dilakukan sosok yang biasa disapa Don Patrico ini untuk Barca lebih dari sekadar sepak bola. Dia menyelamatkan klub itu dari kebangkrutan.
"Dia lalu dikenal sebagai 'sosok penyelamat Barcelona'," tulis Barcelona dalam laman resminya. Ya, tanpa O'Connell, Barcelona bisa lenyap dari dunia lapangan hijau karena bangkrut.
Kedatangan O'Connell ke Barcelona dibayangi situasi Spanyol yang tidak kondusif. Kondisi tersebut membuat Barcelona, klub dari wilayah Catalunya yang kontra dengan penguasa Spanyol Jenderal Fransisco Franco, mengalami gonjang-ganjing.
Perang saudara pun terjadi pada Juli 1936. Barcelona semakin terguncang, terutama saat presidennya Josep Sunyol dibunuh oleh tentara Franco sebulan setelah perang meletus.
Dikutip dari The Guardian, pemain-pemain andalan Barcelona dari luar negeri seperti Enrique Fernández dari Uruguay dan Elemer Berkessy (Hungaria) pun diminta tidak kembali ke Spanyol dari masa liburannya di kampung halaman. Akan tetapi, O'Connell dimohon untuk tinggal dan dia setuju.
Perang berimbas pada dihentikannya liga untuk sementara. Akan tetapi, Barcelona tetap bermain di liga regional Catalunya sebagai bentuk perlawanan terhadap rezim. Namun, tidak adanya pemasukan tetap membuat keuangan Barcelona berada di titik nadir.
Klub berjuluk Blaugrana itu mencari segala cara untuk bertahan. Berada di ujung tanduk, O'Connell menemukan jalan keluar berkat komunikasinya dengan Manuel Mas Soriano, pengusaha Catalunya yang pindah ke Meksiko.
O'Connell menyanggupi tawaran Soriano untuk berlayar ke Meksiko dan menjalani enam pertandingan di sana, yang tentunya menghasilkan uang.
Dari Meksiko, Barcelona lalu berlaga di New York, juga untuk menjalani laga-laga eksebisi, dan berhasil mengumpulkan uang yang cukup untuk membayar utang-utang dan membiayai operasional klub.
Sejak itu, Barcelona kembali "sehat" dan bisa terus menggoreskan sejarahnya di Spanyol. Itu yang membuat nama O'Connell, meski tidak meninggalkan trofi mayor sampai pekerjaannya di Barcelona pada tahun 1940, selalu dikenang hingga sekarang.
Baca juga: Betis permalukan Barcelona di Nou Camp
Editor: Teguh Handoko
Copyright © ANTARA 2019