Jakarta (ANTARA News) - Pemerintah melalui Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM), Purnomo Yusgiantoro mengatakan, kenaikan harga minyak dunia saat ini tidak akan berujung pada kenaikan harga bahan bakar minyak (BBM) hingga 2009. "Sebenarnya pesan yang ingin disampaikan, sulit menaikan harga BBM (bersubsidi) hingga 2009," kata Purnomo pada konferensi pers di Jakarta, Senin sore. Menurut dia, total konsumsi BBM bersubsidi per hari saat ini mencapai 250.000 barel. Dan untuk itu pemerintah harus mengeluarkan dana sebesar 50 hingga 60 triliun rupiah sebagai subsidi. Sementara itu, dia mengatakan, produksi minyak Indonesia saat ini mencapai 960.000 barel per hari. Dengan asumsi jumlahnya akan meningkat pada 2008 rata-rata mencapai 1,034 barel per hari. Peningkatan jumlah produksi tersebut merupakan sumbangan dari beberapa lapangan minyak di beberapa daerah di Indonesia, seperti di lapangan minyak milik Chevron di Sumatera Utara yang naik 10 persen, Pertamina EP yang naik 28 persen, milik ConocoPhillip di Natuna naik 250 persen, serta sumbangan dari beberapa lapangan minyak baru di Madura dan daerah lainnya. Kenaikan harga BBM, menurut Kepala BPH Migas, Tubagus Haryono, juga dilihat dari segi permintaan. Dan jika melihat kecenderungan permintaan sejak awal tahun 2007, berdasarkan data dari PT Pertama (Persero), BPH Migas mencatat ada kenaikan sekitar tiga persen akibat naiknya konsumsi BBM. Dia mengatakan, kenaikan konsumsi BBM tersebut karena kenaikan jumlah penggunaan kendaraan bermotor. Kecenderungan kenaikan konsumsi BBM antara tiga hingga lima persen tersebut khususnya terjadi pada produk premium. "Kecenderungan kenaikan konsumsi premiun tercatat dalam waktu dua bulan terakhir," ujar dia. BPH Migas mencatat jumlah BBM bersubsidi yang dikonsumsi pada 2007 mencapai 35,8 juta kiloliter, sedangkan total keseluruhan BBM baik bersubsidi maupun tidak bersubsidi mencapai 58 juta kiloliter. "Dalam hitungan kasar rata-rata konsumsi BBM kita per hari dapat mencapai satu juta barel," katanya.(*)
Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2007