Salah seorang relawan dari Gerakan Membersihkan Masjid (Gemas), Iwan saat dihubungi Antara, Minggu, menyebutkan saat terjadinya gempa sebanyak 40 wisatawan tengah berwisata ke air terjun Tiu Kelep.
Sekarang ini, saya tengah menyisir jalur menuju air terjun untuk mengecek kondisi wisatawan itu. Kondisi jalan setapak sendiri terlihat ada beberapa retakan, katanya.
Diinformasikan pula terdapat dua orang bocah yang tengah berkunjung ke kawasan air terjun Sedang Gile mengalami cidera.
Sampai berita ini diturunkan belum ada informasi secara resmi bagaimana keadaan 40 wisatawan.
Untuk mencapai air terjun Tiu Kelep yang memakan waktu sekitar 45 menit dari Jalan Raya Senaru, wisatawan harus melintasi jalan setapak yang di kiri kanannya terlihat bekas longsoran gempa pada Juli dan Agustus 2018.
Sebelumnya, Nusa Tenggara Barat diguncang gempa bumi tektonik berkekuatan 5,8 Skala Richter (SR), Minggu (17/3) pukul 14.07 WIB atau 15.07 Wita, namun tidak berpotensi tsunami.
Berdasarkan analisa Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG), menunjukkan pusat gempa bumi terletak pada koordinat 8,30 lintang selatan dan 116,60 bujur timur dengan kedalaman 10 kilometer (km).
Pusat gempa berada di laut pada jarak 24 km timur laut Kabupaten Lombok Timur, 36 km timur laut Kabupaten Lombok Utara, 37 km barat laut Pulau Panjang, Kabupaten Sumbawa, dan 63 km timur laut Kota Mataram.*
Baca juga: Air terjun Tiu Kelep, surga tersembunyi di kaki Rinjani
Baca juga: Gempa kembali kejutkan warga Ampenan
Pewarta: Riza Fahriza
Editor: Erafzon Saptiyulda AS
Copyright © ANTARA 2019