Untuk siang hari ini, agar dapat memulai pembangunan rumah, saya sedikit memberikan bantuan supaya segera dikerjakan dibantu dengan dandim, kodim, korem setempat, bantuan yang diberikan jumlahnya Rp1,451 miliarSibolga (ANTARA) - Presiden Joko Widodo (Jokowi) menyerahkan bantuan kepada korban bom di Sibolga, Sumatera Utara pada Minggu.
"Untuk siang hari ini, agar dapat memulai pembangunan rumah, saya sedikit memberikan bantuan supaya segera dikerjakan dibantu dengan dandim, kodim, korem setempat, bantuan yang diberikan jumlahnya Rp1,451 miliar," kata Presiden Joko Widodo di lokasi posko tanggap darurat ledakan bom kota Sibolga.
Rinciannya dari Rp1,451 miliar tersebut, pemerintah pusat akan memberikan bantuan Rp25 juta untuk rumah yang rusak parah, Rp5 juta bagi rumah yang rusak sedang dan Rp3 juta untuk rumah yang rusak ringan.
Di lokasi itu sudah berkumpul sekitar seratusan warga yang terkena korbam bom yang diledakkan istri terduga teroris Abu Hamzah pada Rabu (13/3) dini hari.
"Saya terus terang kaget sekali di Sibolga ada bom. Kenapa? karena sejak kota ini didirikan 319 tahun yang lalu, Sibolga adalah kota tenteram, aman, selalu damai tidak ada perpecahan, tidak ada saling menghujat satu sama yang lain," tutur Presiden diamini oleh warga yang berkumpul di bawah terpal.
Menurut Presiden hubungan antarumat beragama di Sibolga juga dapat dikatakan rukun dan bersatu.
"Inilah ke depan harus kita jaga, rasa persatuan kerukunan persaudaraan kita karena negara kita berbeda-beda, negara kita memiliki 269 juta penduduk yang berbeda suku, agama, adat, tradisi, bahasa daerah," tambah Presiden.
Presiden juga mencoba menyapa warga dengan bahasa daerah.
"Bahasa di sini saja ada horas, maju-jua, ya'ahowu. Apa? Jangan banyak-banyak saya masih belajar. Kita di Tanah Air punya lebih 1.100 bahasa daerah jadi saya tidak mungkin hapal semua," ungkap Presiden yang disambut tawa warga.
Presiden juga mengaku akan segera memerintahkan Menteri Sosial Agus Gumiwang Kartasasmita untuk ikut membantu pembangunan rumah korban.
"Segera rumah yang rusak dikerjakan, yang rusak sedang, yang kaca-kacanya pecah diganti, saya juga perintahkan Menteri Sosial datang ke sini," tegas Presiden.
Menurut Wali Kota Sibolga Syarfi Hutauruk ada 171 KK yang terdiri dari 161 rumah terkena bom.
"Saya catat korban di sini yang berdasarkan KK 171, sedangkan rumahnya 161. InsyaAllah akan dibantu pemerintah pusat, tapi pembangunannya tidak sama rumah yang rusak berat, sedang dan ringan," kata Wali Kota Sibolga Syarfi Hutauruk.
Saat kunjungan ke lokasi tersebut, Presiden didampingi oleh Gubernur Sumatera Utara Edy Rahmayadi dan istri, tokoh masyarakaat Sibolga Wakil Ketua Dewan Kehormatan DPP Partai Golkar Akbar Tanjung dan Wali Kota Sibolga Syarfi Hutauruk.
Terduga teroris Abu Hamzah ditangkap pada Selasa (12/3). Sedangkan istrinya, Solimah, meledakkan bom rakitan pada sekitar pukul 01.20 WIB, Rabu (13/3). Upaya negosiasi berjam-jam polisi --yang juga menggandeng ulama-- tak membuahkan hasil.
Ia meledakkan diri bersama anaknya berusia sekitar 2 tahun. Keduanya tewas dengan kondisi jasad tak utuh. Ledakan itu menyebabkan lebih dari 100 keluarga rumahnya ikut rusak.
Dari rumah Abu Hamzah di Jln. KH Ahmad Dahlan, Gang Sekuntum, Sibolga, polisi menyita banyak barang bukti yakni 2 bom pipa, 4 buah casing tabung pipa dari LPG, 100 kg flash powder, 2 bom pipa tabung, termasuk 1 bom pipa elbow.
Husain alias Abu Hamzah diduga sudah 6 tahun aktif di kelompok jaringan teroris. Ia punya keahlian merakit bom.
Detasemen Khusus 88 Antiteror Polri sudah menangkap tujuh orang terduga teroris yang memiliki hubungan dengan jaringan Abu Hamzah di Sibolga, Sumut.
Ketujuh orang tersebut adalah AK aliae Ameng, P alias Ogel, RG alias R, A, R, Y alias Khodijah dan RS alias PS. Mereka ditangkap di Sibolga, Klaten dan Bandar Lampung.
Pewarta: Desca Lidya Natalia
Editor: Chandra Hamdani Noor
Copyright © ANTARA 2019