Surabaya (ANTARA News) - Sebanyak 147 pemudik di Jatim tewas atau meninggal dunia sejak arus mudik pada H-7 Idulfitri (6/10) hingga arus balik pada Senin atau H+8 (22/10) pukul 14.00 WIB. "Sejak 6 Oktober lalu tercatat 147 korban tewas akibat 441 kecelakaan yang terjadi," kata Wakil Kepala Pelaksana Harian (Wakalakhar) Operasi Ketupat 2007 Polda Jatim AKBP Aton Suhartono. Menurut Wakil Direktur (Wadir) Direktorat Lalu Lintas (Ditlantas) Polda Jatim itu, Operasi Ketupat 2007 di Jatim yang semula berakhir pada 21 Oktober (H+7) diperpanjang tiga hari hingga 24 Oktober. "Hingga kini, data TIC (Traffic Information Centre) Polda Jatim mencatat 441 kecelakaan lalu lintas yang melibatkan 524 kendaraan bermotor dengan 147 korban tewas dan 453 korban luka," katanya. Hal itu, katanya, berarti ada sembilan pemudik tewas dalam sehari sejak Operasi Ketupat Semeru 2007 digelar dan angka kecelakaan lalu lintas itu didominasi kendaraan roda dua. "Kami sudah menyosialisasikan konsep berkendara `safety dan responsible riding` sejak menjelang Ramadan 1428 H, tapi pengendara belum saling menghormati sesama pengendara, sehingga kami menahan tujuh orang akibat kecelakaan yang terjadi," katanya. Tentang daerah dengan angka kecelakaan lalu lintas tertinggi di Jatim, ia mengatakan Jombang berada di peringkat pertama dengan 36 kecelakaan, kemudian Jember 35 kecelakaan, Malang 25 kecelakaan, Kediri 27 kecelakaan, dan Madiun 26 kecelakaan. "Hal itu ada kaitan dengan simpul kemacetan pada tiga jalur, yakni Mojokerto-Jombang, Duduk Sampeyan (Lamongan), dan kawasan lumpur di Pasar Porong (Sidoarjo)," katanya. Mengenai perbandingan dengan angka kecelakaan lalu lintas pada Operasi Ketupat 2006, ia mengatakan ada peningkatan dibanding 2006 yang hanya mencatat 340 kecelakaan dengan 116 korban meninggal dunia.(*)
Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2007