Jakarta (ANTARA) - Debat antarcalon wakil presiden (cawapres) diperkirakan akan menarik karena keduanya datang dari latar belakang berbeda dan menjadi simbol pertarungan dua generasi.

"Debat cawapres juga akan semakin berbobot, dan berkualitas, apalagi jika Ma'ruf Amin dan Sandi mampu mengelola orasi mereka sehingga menarik perhatian publik," kata pengamat politik sekaligus penggagas dan pendiri Gerakan Damai Nusantara Jappy M. Pellokila di Jakarta, Minggu.
Ia menilai dua sosok yang datang dari dua generasi berbeda itu diharapkan bisa meyakinkan publik dengan jawaban-jawaban yang diberikan.

Keduanya bisa menghadirkan tontonan politik yang edukatif, kata Jappy, dan diharapkan bukan sekadar memberikan jawaban untuk 'mematikan' lawan bicara.

"Pada debat ini, keduanya harus meyakinkan massa atau calon pemilih lawan. Itu bermakna. Sandi Uno, walau ia muda, harus bisa menunjukkan kepada generasi 'seangkatan Ma'ruf Amin' bahwa dirinya mampu, pas, pantas, dan berkualitas menjadi Wakil Presiden," katanya.

Hal yang sama pun harus dilakukan oleh Ma'ruf Amin kata dia, dalam artian, walau ia termasuk dari generasi "zaman old", namun ide, gagasan, pola pikir, serta kemampuannya diharapkan masih relevan untuk dengan generasi sekarang.

"Dengan begitu masyarakat akan bisa menilai siapa sosok yang paling pantas untuk menjadi wakil presiden mendatang," katanya.

Jappy juga menilai kedua sosok tersebut selama ini memiliki rekam jejak yang baik dalam hal penguasaan seni mempengaruhi orang lain.

Dengan begitu maka debat diperkirakan akan berlangsung seru dan menarik serta diharapkan tetap edukatif bagi masyarakat di Tanah Air.

Debat ketiga Pilpres 2019 akan berlangsung pada 17 Maret 2019 menghadirkan cawapres nomor urut 01 KH Ma'ruf Amin dan cawapres nomor urut 02 Sandiaga Uno dengan tema debat pendidikan, kesehatan, ketenagakerjaan, sosial, dan kebudayaan.

Dalam rekam jejaknya, Ma'ruf Amin, lahir di Kresek, 11 Maret 1943 dan memulai karier sebagai guru di Jakarta Utara, kemudian menjadi dosen, selanjutnya mengelola institusi pendidikan melalui Yayasan Lembaga Pendidikan dan Yayasan Al-Jihad.

Sedangkan, Sandiaga Salahuddin Uno, lahir 28 Juni 1969, memulai karier sebagai pengusaha muda yang berhasil, dan masuk dalam daftar salah satu orang terkaya di Indonesia, versi Forbes serta Global Asia.

Pewarta: Hanni Sofia
Editor: Eddy K Sinoel
Copyright © ANTARA 2019