Jakarta (ANTARA News) - Menteri Koordinator (Menko) Perekonomian, Boediono, mengatakan bahwa lonjakan harga minyak dunia belum mengancam keberlangsungan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) pada tahun ini, namun untuk tahun 2008 pemerintah terus mewaspadai dampaknya terhadap ekonomi nasional. "Secara umum, kita tetap optimistis pertumbuhan ekonomi kita tahun ini masih bisa kita capai. Tahun depan, jika ekonomi global tidak turun terlalu parah, maka pertumbuhan yang kita inginkan 6,8 persen masih bisa kita capai," katanya di Jakarta, Senin. "Kalau penurunannya lebih buruk, tentu akan ada dampaknya pada ekonomi kita. Kita akan waspadai APBN, agar tetap aman," kata Boediono, usai bersama Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM), Purnomo Yusgiantoro, dipanggil Presiden Susilo Bambang Yudhoyono di Kantor Presiden. Menurut Boediono, kewaspadaan terhadap kenaikan minyak dunia harus terus diamati terutama dampaknya terhadap tambahan biaya subsidi BBM dan pengaruhnya pada sektor industri. "Kalau harga minyak naik tinggi maka biaya industri juga akan naik, begitu pula pengaruhnya terhadap inflasi, karena kenaikan harga minyak akan mempengaruhi harga-harga di dalam negeri," katanya. Mengenai kemungkinan pemerintah mengeluarkan kebijakan baru untuk mengantisipasi naiknya harga minyak ini, menurut Boediono saat ini pemerintah masih terus melihat perkembangan kenaikan harga minyak tersebut. "Apakah perlu kebijakan tertentu masih harus kita lihat perkembangannya, yang jelas APBN harus kita amankan dan jaga serta kelola dengan baik," katanya. Sementara itu, Purnomo mengatakan, pemerintah akan terus berupaya untuk meningkatkan produksi minyak dalam negeri sesuai dengan asumsi di APBN Perubahan 2007 senilai 950.000 barel per hari. "Asumsi `lifting` 950.000 barel per hari harus kita jaga karena terkait dengan dasar perhitungan APBN kita. Kita akan tingkatkan produksi kita, nanti tanggal 30 Oktober presiden akan meresmikan dua lapangan minyak dengan produksi sekitar 6000 barel per hari yaitu lapangan minyak Santos dan Primier oil," katanya. Purnomo mengatakan, kenaikan harga minyak dunia juga telah mendongkrak harga minyak Indonesia atau Indonesian Crude Price (ICP) dari harga 66 dolar AS per barel pada Oktober ini menjadi 85 dolar AS per barel pada Nopember dan Desember mendatang. Dengan kenaikan tersebut, maka harga minyak Indonesia rata-rata pada tahun ini sekitar 70 - 71 dolar AS per barel atau lebih tinggi dari asumsi di APBNP 2007 sebesar 60 dolar AS per barel. (*)
Editor: Priyambodo RH
Copyright © ANTARA 2007