Jakarta (ANTARA News) - Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) pada 28 Oktober 2007 akan meluncurkan album berisi lagu-lagu ciptaannya, kata Ketua Umum Persatuan Artis Pencipta Lagu-Lagu dan Penata Musik Rekaman Indonesia (Pappri), Dharma Oratmangun, di Jakarta, Senin. Dharma menjelaskan, lagu-lagu karya Presiden Susilo Bambang Yudhoyono itu diluncurkan di Hall D1 Jakarta International Expo Pekan Raya Jakarta (PRJ). Anggota dan perwakilan Pappri di seluruh Indonesia bisa mendapat undangan peluncuran album Presiden Susolo Bambang Yudhoyono di Sekretariar Pappri, di Sekretariat Pammi dan Sekretariat Jakarta Internasional Expo, PRJ. "Kita bangga mempunyai presiden seperti Susilo Bambang Yudhoyono. SBY tidak saja memiliki kemampuan menjadi seorang pemimpin di tengah rapuhnya sendi-sendi kehidupan rakyat Indonesia akibat krisis multidimensi. Tetapi juga dianugerahi talenta oleh Tuhan dalam dunia seni," katanya. Talenta itu yang kemudian menggerakkan jari jemarinya menulis lirik lagu, yang diramu dari hasil perjalanan tugasnya sebagai Presiden, baik di dalam maupun ke luar negeri. Suka, duka dan kekerinduan akan kedamaian negeri ini, dituangkan ke dalam lirik lagu, yang kini memasuki tahap penyelesaian rekaman oleh Duan Production. Kerinduan akan kedamaian bagi bangsa Indonesia itu dituangkan dalam lagu "Rinduku Padamu". Sentuhan pop manis yang romantis oleh sejumlah musisi kondang, seperti Jumadi, Jimmy Manopo dan Purwacaraka, memberikan kekuatan bagi lagu karya Presiden Susilo Bambang Yudhoyono itu. Demikian pula terhadap sembilan lagu lainnya, seperti Kasih Akupun Rindu, Dendang Di Malam Purnama, Mengarungi Keberkahan Tuhan, Hening, Kuasa Tuhan, Selamat Berjuang, Mentari Bersinar dan Kawan yang dinyanyikan oleh Dharma Oratmangun, Ebiet G Ade, Gee Foregia, Widi (AB Tree), Dea Mirella dan grup band idola anak muda, Keris Patih dalam lagu "Hening". Ada terobosan komposisi etnik yang dipadupadankan dengan harmonisasi pop universal yang bernuansa oriental. Pada beberapa kuplet tertentu ada alunan seruling etnik Sunda yang dibubuhkan oleh Iip Hadipriyatna, yang digarap apik bersahut-sahutan dengan string section oleh Jimmy Manopo dan Dody Sukama. Album itu digarap secara baik untuk memberikan kepuasan bagi pendengarnya. Pemain biola dan cello untuk memperindah album itu didatangkan dari Institut Seni Indonesia Yogyakarta, di bawah pimpinan Mas Agus dan Meidy Kusoy dan kawan-kawan. Semua proses perekaman dan pengaplikasian lagu-lagu karya Presiden Susilo Bambang Yudhoyono itu dikelola dan dipercayakan sepenuhnya kepada Ketua Umum Pappri, Dharma Oratmangun. Menurut Dharma, karya cipta SBY itu sudah didaftarkan di Direktorat Jenderal Hak Atas Karya Intelektual (Dirjen HAKI) Cq Direktorat Hak Cipta. Setifikatnya akan diserahkan oleh Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia (HAM), Andi Matalatta SH, pada saat peluncuran album tersebut, sekaligus sebagai wujud nyata kampanye sadar hak cipta Susilo Bambang Yudhoyono sebagai warga negara, yang kebetulan dipercayakan oleh rakyat sebagai Presiden RI. Produk rekaman lagu-lagu Presiden itu menggunakan sistem pendataan dan "controlling royalty" (Pappri Coding Musik Indonesia). Sistem tersebut menjamin secara transparan besaran royalti dari pemilik hak cipta dan hak terkait lainnya seperti, pencipta lagu, penyanyi, penata musik dan produser sebagai pemilik hak master rekaman. Presiden Susilo Bambang Yudhoyono ketika menerima pihak Pappri mengatakan, Peraturan Pemerintah (PP) tentang restrukturisasi tata niaga industri musik Indonesia akan segera diterbitkan. Presiden juga mengistruksikan kepada Menteri Perindustrian, Menteri Perdagangan, Menteri Keuangan dan Menkum dan HAM serta menteri terkait lainnya untuk segera berkoordinasi dalam rangka mempercepat proses restrukturisasi tata niaga industri musik Indonesia sebagai implementasi dari UU Ni 19/2002 tentang hak cipta.Pengkuhan pengurus Pappri Dharma Oratmangun yang juga didampingi para fungsionaris Pappri, antara lain Ermi Kulit, Erens F. Mangalo, Yonas Pariera, Mila Rosa, Freddy Sasa dan Georgie Leuwakabesi, mengatakan bahwa selain peluncuran album lagu-lagu SBY, Pappri juga akan melaksanakan konsolidasi internal, antara lain akan mengukuhkan pengurus DPP Pappri periode 2007-2011 yang terpilih pada Kongres ke V tahun 2007. Pengukuhan itu akan dilakukan 25 Oktober 2007 di Ruang Semeru Lantai 6 Jakarta International Expo Pekan Raya Jakarta oleh Ketua DPR Agung Laksono selaku Dewan Penasihat Pappri. Pada saat yang bersamaan juga dilakukan kegiatan Pappri Peduli, memberikan bantuan kepada sejumlah musisi yang sedang sakit, seperti Dodo Zakaria. Kegiatan itu merupakan langkah konkrit dari pengurus Pappri periode 2007-2011, disamping program utama melakukan proteksi karya cipta dan perbaikan iklim tata niaga industri musik Indonesia. "Agenda formal Pappri lainnya adalah menyelenggarakan Rapimnas pada 29 Oktober 2007, diikuti seluruh pengurus DPP dan perwakilan Pappri di seluruh Indonesia. Tema Rapimnas adalah Perlindungan Hak Cipta, Mendorong Tumbuhnya Ekonomi Kreatif?" kata Dharma. Staring Comitte (SC) Rapimnas Pappri James F Sundah mengatakan, Rapimnas akan mendeklarasikan "Era Baru Kebangkitan Industri Musik Indonesia. Pendeklarasian itu sejalan dengan komitmen presiden RI yang juga selaku anggota kehormatan Pappri, bahwa proteksi karya cipta musik Indonesia sebagai pengukuhan organisasi yang professional, tepat sasaran dan transparan. Menurut James F. Sundach, Rapinas Pappri juga melaksanakan serangkaian diskusi, yaitu "Musik Ditinjau Dari Aspek Ketahanan Nasional yang direncanakan akan disampaikan oleh Panglima TNI Djoko Suyanto."Aspek Penegakan Hukum Dalam Proses Proteksi Karya Cipta" direncanakan disamapaikan Kapolri Jenderal Sutanto dan "Aspek Pembangunan Ekonomi Kreatif Ditinjau dari Prespektif Penggunaan Karya Cipta Musik/Lagu oleh Menperindag dan Menteri Perindustrian. (*)
Editor: Priyambodo RH
Copyright © ANTARA 2007