Jakarta (ANTARA News) - Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) Bursa Efek Jakarta (BEJ) pada perdagangan sesi pagi, Senin, ditutup anjlok 3,82 persen, akibat tertekan kekhawatiran meningkatnya inflasi menyusul naiknya harga minyak dunia.
IHSG sesi pagi ditutup turun 97,845 poin di posisi 2.465,907 dan indeks LQ45 kelompok 45 saham unggulan melemah 23,501 poin (4,23 persen) ke level 531,573.
Analisa Riset PT Paramitra Alfa Sekuritas dalam ulasan pasarnya di Fokus Pagi mengatakan tekanan dari kekhawatiran akan meningkatnya inflasi karena terus meningkatnya harga minyak dunia membuat indeks BEJ terkoreksi.
Menurut mereka, penurunan indeks dipengaruhi oleh sentimen negatif di pasar regional dan global khususnya dari AS yang diperkirakan akan mengalami stagflasi karena pertumbuhan ekonomi diperkirakan akan melambat yang disertai oleh tekanan inflasi.
Pada penutupan Jumat pekan lalu, bursa AS dengan indeks Dow Jones ditutup anjlok 366,94 poin (2,64 persen) menjadi 13.522,01 langsung direspon negatif bursa regional, seperti bursa Tokyo dengan indeks Nikkei 225 ditutup melemah 93,14 poin (2,34 persen) ke level 16.421,22 dan bursa Hongkong dengan indeks Hang Seng pada sesi pagi ditutup turun 744,22 poin (2,53 persen) ke posisi 28.720,83.
Kondisi ini telah membuat pergerakan saham di BEJ didominasi saham yang turun sebanyak 173 dibanding yang naik hanya 12, sedangkan 14 stagnan dan 196 tidak aktif diperdagangkan.
Penurunan indeks dipimpin oleh saham Bumi Resurces yang turun Rp300 menjadi Rp4.375, Aneka Tambang melemah Rp200 ke posisi Rp3.050, Energi Mega Persada terkikis Rp150 ke Rp1.150, Pertambangan Batubara Bukit Asam anjlok Rp950 ke harga Rp8.500 dan Telkom tertekan Rp350 menjadi Rp11.450.
Transaksi berjalan cukup ramai yang mencapai 31.013 kali dengan volume 2,262 miliar saham dan nilai Rp2,839 triliun.
Investor asing lebih banyak melakukan aksi jual sebanyak 83 kali dibanding aksi beli yang hanya 29 kali, sehingga posisinya berada pada `net sell` (jual netto) senilai Rp153,480 miliar. (*)
Copyright © ANTARA 2007