Yogyakarta (ANTARA News) - Suhu udara yang panas pada musim pancaroba saat ini perlu diwaspadai, karena berpotensi menyebabkan cuaca berubah secara mendadak, termasuk memicu angin kencang, apalagi menjelang musim hujan. "Udara yang panas akibat penguapan dan panas yang dipantulkan bumi tertahan awan tersebut bisa menyebabkan perubahan cuaca secara ekstrem, termasuk memicu angin kencang," kata Kepala Seksi Data dan Informasi Stasiun Geofisika Badan Meteorologi dan Geofisika (BMG) Yogyakarta, Tiar Prasetya, Senin. Menurut dia, sekitar akhir Oktober ini atau awal November nanti saat awal musim hujan akan berpotensi sering terjadi angin kencang, termasuk kemungkinan angin `puting beliung`, karena cuaca yang berubah secara mendadak. "Saat suhu udara sangat panas dan tiba-tiba terakumulasi awan hujan, bisa memicu angin kencang," katanya. Ia menyebutkan kecepatan angin kencang itu bisa di atas 15 km per jam. "Belakangan ini angin kencang memang mulai terjadi, namun kecepatannya masih di bawah 15 km per jam," katanya. Untuk wilayah Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY), beberapa kawasan yang sering dilanda angin kencang di antaranya Kecamatan Berbah dan Pakem, Kabupaten Sleman, serta beberapa kecamatan di Kabupaten Bantul. Sedangkan suhu udara saat ini, menurut Tiar, tercatat pada Senin 22 Oktober suhu maksimum 32,7 derajat Celcius. "Pada 13 Oktober lalu suhu udara maksimum sempat mencapai 34 derajat Celcius," katanya. Mengenai awal musim hujan di wilayah DIY, kata dia, diperkirakan mulai akhir Oktober atau awal November. "Diperkirakan mulai 29 Oktober awan hujan yang terbentuk berpotensi menjadi hujan," katanya. Awal musim hujan di DIY akan dimulai dari wilayah bagian utara Kabupaten Sleman serta Kabupaten Kulonprogo utara. Setelah Kabupaten Sleman dan Kulonprogo, menyusul wilayah Kota Yogyakarta dan Kabupaten Bantul memasuki awal musim hujan. Selanjutnya Kabupaten Gunungkidul pada sekitar awal November. (*)

Copyright © ANTARA 2007