Jakarta (ANTARA) - Sampah yang dibuang ke sungai sangat potensial mengganggu arus air di Stasiun Pompa Air Penjaringan, Jakarta Utara.
Karena itu, Operator Stasiun Pompa Air Pasar Ikan bekerja sama dengan Suku Dinas Lingkungan Hidup untuk menghalau sampah masuk ke pintu air tersebut.
“Setiap pagi petugas selalu menghalau sampah yang menyangkut dialat penyaring sampah kasar,” kata Operator Stasiun Pompa Pasar Ikan Penjaringan, Herman di Jakarta Utara, Jumat.
Herman menjelaskan, Stasiun Pompa Air Pasar Ikan mempunyai dua alat penyaring sampah, yakni sampah kasar pertama di luar dan sampah halus pada lapis kedua.
Sampah kasar pada umumnya berupa ranting pepohonan yang hanyut ketika debit air mengingkat akibat kiriman banjir yang mengalir dari sungai Anak Kali Ciliwung dan kali Gajahmada. Sedangkan sampah halus berupa gelas, botol hingga tas plastik.
Ia menyebutkan, ketika ketinggian air berada di atas 180 hingga 190 centimeter pompa kecil mulai dioperasikan pompa. Pengoperasian dilakukan usai petugas Dinas Ljngkungan Hidup membersihkan sampah.
“Kita saring dulu sampah, jangan sampai ketika menyalakan pompa air ada sampah,” kata Herman sambil menunjuk alat penyaring kedua.
Herman menyebutkan bahwa di tahun 2014 ada sampah berupa kasur yang nyangkut di alat penyaringan kasar.
Stasiun Pompa Pasar Ikan merangkap saringan sampah milik Kementerian PUPR. Pengelolaannya dilaksanakan Pemprov DKI memiliki 10 pipa dengan rincian enam pipa besar dan empat pipa kecil yang berfungsi sebagai pembuangan langsung ke laut.
Enam pipa berukuran besar daya sedot lima kubik per detik dan empat pipa berukuran kecil dengan daya sedot 250 liter per detik. "Saat ini pompa dalam kondisi baik,” katanya.
Stasiun Pompa Pasar Ikan merupakan ring satu yang difungsikan untuk mencegah banjir sesuai SOP yang mencapai 458 hektare. Untuk itu, pihaknya dan seluruh petugas selalu siaga 24 jam.
Pewarta: Sri Muryono dan M. Risyal Hidayat
Editor: Ganet Dirgantara
Copyright © ANTARA 2019