"Kami sampaikan duka cita sedalam-dalamnya bagi para korban, selain mengutuk sekeras-kerasnya tindakan bejat ini. Atas nama apapun, atas nama agama apapun, terorisme, kekejaman pada pihak lain harus dihentikan sampai ke akar-akarnya," kata Ibas dalam keterangan tertulisnya di Jakarta, Jumat.
Menurut Ibas, untuk saat ini, doa dan dukungan sangat dibutuhkan agar otoritas keamanan setempat mengambil tindakan cepat dan diperlukan untuk mengatasi masalah paling mendesak.
Dia juga meminta bantu para penyintas, urus korban tewas, usut tuntas pelaku, cegah kemungkinan ada gerakan lanjutan.
"Karena dari informasi yang kita baca, pelakunya kan memang tidak sendiri. Sangat mungkin terorganisasi," ujarnya.
Menurut Ibas, tindakan bejat ini harus menjadi perhatian dunia karena fundamentalisme dan orang-orang yang hidup dengan kebencian pada pihak lain, ada di semua agama.
Dia menilai terorisme tidak pernah menjadi monopoli satu pihak karena itu kita semua harus waspada dan dunia harus lebih serius mendorong perdamaian, khususnya dalam konteks hubungan antar agama.
"Lebih dari wajah kita menangisi jatuhnya korban akibat tindakan biadab ini. Kebiadabannya luar biasa, bagaimana bisa, manusia menghabisi manusia lainnya dan dilakukan sambil 'live streaming'," katanya.
Dia juga berharap, KBRI mengambil tindakan-tindakan yang diperlukan dengan segera untuk mengurus WNI yang menjadi korban dan turut mengamankan lainnya.
Menurut dia, pihaknya sudah mendapat informasi melalui rilis KBRI, hal itu sudah dilakukan dan semoga semua diberi perlindungan Tuhan.
Selain itu, Ibas juga mengimbau agar masyarakat tidak menyebarkan video atau gambar-gambar terkait penembakan tersebut.
Sebelumnya, sebanyak 40 orang tewas dan lebih 20 lagi luka parah dalam aksi penembakan di dua masjid di Selandia Baru pada Jumat, yang disebut Perdana Menteri Jacinda Ardern sebagai serangan teroris.
Pembunuhan oleh sedikitnya seorang pria bersenjata itu dilakukan saat sholat Jumat berlangsung di Kota Christchurch. Itu merupakan penembakan massal terburuk di negara itu dan dikutuk di seluruh wilayah Asia.
Ardern mengatakan Selandia Baru telah ditempatkan dalam tingkat ancaman keamanan tertinggi. Dia mengatakan empat orang yang sedang dalam penahanan pihak kepolisian memiliki pandangan ekstrim, tetapi mereka tidak masuk dalam daftar pengawasan kepolisian.
Pewarta: Imam Budilaksono
Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2019