Founder dan CEO Alvara Research Center, Hasanuddin Ali, mengatakan hal itu, di Jakarta, Jumat, menanggapi langkah KPK yang melakukan OTT kasus dugaan suap terhadap Romahurmuziy, di Surabaya, Jumat.
Menurut Hasanuddin, penangkapan Romahurmuziy tersebut akan menjadi pukulan telak bagi PPP dalam menghadapi Pemilu 2019. "Apalagi pelaksanaan Pemilu 2019, hanya tinggal sebulan lagi," katanya.
Ketua Umum PPP yang terkena OTT, menurut dia, akan menjadi tsunami besar bagi PPP. "PPP saat ini, sedang berjuang untuk lolos ke Senayan dengan memperoleh 'presidential threshold' lebih dari 4,0 persen. Dengan adanya, kasus penangkapan terhadap ketua umum, maka semakin sulit bagi PPP untuk mewujudkan PT 4,0," katanya.
Hasanuddin juga menilai, penangkapan terhadap Romahurmuziy, mungkin ada dampaknya terhadap pasangan capres-cawapres Joko Widodo-KH Ma'ruf Amin, tapi tidak begitu besar, karena basis pemilih PPP tidak begitu besar. "Pemilih PPP dari basis tradisional sampai saat ini masih terbelah," katanya.
Hasan menambahkan, penangkapan terhadap Romahurmuziy ini terkait isu dugaan korupsi, sehingga menjadi isu nasional dan berdampak besar bagi PPP. "Apalagi kalau eskalasi pemberitaan semakin meningkat dan isu ini menjadi viral, maka berdampak besar bagi citra partai dan posisi PPP," katanya.
Hasan juga menduga kuat, kasus penangkapan terhadap Romahurmuziy ini akan menjadi isu menarik untuk dimainkan oleh kubu 02, apalagi waktu pelaksanaan pemilu sudah sangat dekat. "Kubu 02 akan memanfaatkan kasus ini, untuk menaikkan elektabilitasnya," katanya.
Baca juga: Akses ke ruangan Kemenag terbatas pascapenyegelan
Baca juga: OTT Rommy belum tentu pengaruhi elektabilitas petahana
Baca juga: Rommy miliki total harta kekayaan Rp11,834 miliar
Pewarta: Riza Harahap
Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2019