Jakarta (ANTARA) - Kantor DPP Partai Persatuan Pembangunan (PPP) di Jalan Diponegoro Jakarta tampak sepi dan pintu gerbangnya digembok, setelah beredar kabar ketua umumnya, Romahurmuziy, diamankan KPK dalam operasi tangkap tangan (OTT) di Surabaya, Jumat.

Dari pemantauan ANTARA di lokasi kantor DPP PPP, tampak dua pintu gerbang di kantor DPP PPP, yakni menghadap ke Jalan Diponegoro serta ke Jalan Pegangsaat Barat, semuanya ditutup dan digembok.

Di halaman kantor DPP PPP terlihat ada tiga orang berada di pos satuan pengamanan (satpam), di dekat pintu gerbang yang menghadap ke Jalan Diponegoro. Pintu kantor DPP PPP terlihat terbuka, tapi tidak tampak ada orang yang keluar atau masuk di pintu itu.

Di dekat pintu itu, diparkir dua unit mobil, yakni Toyota Azanva dan Suzuki Ignis, keduanya berwarna cokelat. Agak jauh dari lokasi mobil yang di parkir, tampak tiga unit motor di parkir.

Seorang satpam di kantor DPP PPP yang mengenakan baju batik lengan panjang warna cokelat dan celana panjang warna hitam, tampak berjalan dari Pos Satpam ke bagian tengah halaman. Ketika ditanya sambil berteriak dari luar pagar, kenapa pintunya digembok, dia mengatakan tidak boleh masuk.

Ketika ditanya, apakah wartawan boleh masuk, dia menegaskan lagi, "tidak boleh masuk," katanya sambil melambaikan tangan yang bermakna tidak boleh boleh. Ketika ditanya lagi di dalam ada siapa, dia cuma mengatakan ada orang, tanpa menjelaskan siapa orangnya.

Seorang jurnalis televisi yang berada di samping kantor DPP PPP mengatakan, dirinya sudah berada di kantor DPP PPP sejak sekitar pukul 12.30 WIB. Ketika tiba di kantor DPP PPP, pintu gerbang yang menghadap ke Jalan Pegangsaan Barat, masih dibuka. Wartawan televisi itu bersama wartawan media online masuk ke halaman dan bertanya dengan satpam. Namun, setelah satpam mengetahui ketua umumnya tertangkap oleh petugas KPK pada OTT yang dilakukan di Surabaya, satpam itu meminta wartawan ke luar dari halaman kantor DPP PPP dan kemudian, kemudian pintu gerbangnya digembok.

Sekretaris Jenderal DPP PPP Arsul Sani ketika dihubungi melalui telepon selulernya mengatakan, dirinya belum bisa memberikan pernyataan kepada media, karena masih akan rapat internal untuk menyikapi persoalan yang dihadapi ketua umumnya. "Malam ini kami baru akan rapat. Maaf, saat ini saya belum bisa memberikan pernyataan," katanya.

Pewarta: Riza Harahap
Editor: Eddy K Sinoel
Copyright © ANTARA 2019