Masyarakat tidak perlu panik dan dapat beraktivitas seperti biasa,

Yogyakarta (ANTARA) - Gunung Merapi di Yogyakarta pada Jumat sore meluncurkan awan panas guguran dengan durasi 134 detik, kata Balai Penyelidikan dan Pengembangan Teknologi Kebencanaan Geologi (BPPTKG).

Melalui akun Twitter resminya, BPPTKG menyatakan luncuran awan panas Merapi yang terjadi pada pukul 15:21 WIB tidak terpantau secara visual karena cuaca di gunung itu berkabut.

"Masyarakat tidak perlu panik dan dapat beraktivitas seperti biasa," tulis BPPTKG.

Berdasarkan pengamatan visual pada Kamis (14/3) BPPTKG mencatat satu kali guguran lava keluar dengan jarak luncur 650 meter. Asap solfatara warna putih dengan intensitas tipis setinggi 30 meter terpantau di atas puncak gunung api teraktif di Indonesia itu.

Pada periode pengamatan itu, juga terekam 19 kali gempa guguran, 1 kali gempa hembusan, dan 5 kali gempa frekuensi rendah.

Hingga saat ini BPPTKG masih mempertahankan status Gunung Merapi pada Level II atau Waspada, dan untuk sementara tidak merekomendasikan kegiatan pendakian kecuali untuk kepentingan penyelidikan dan penelitian yang berkaitan dengan mitigasi bencana.

BPPTKG mengimbau warga tidak melakukan aktivitas dalam radius tiga kilometer dari puncak Gunung Merapi.

Sehubungan dengan kejadian guguran awan panas guguran dengan jarak luncurnya semakin jauh, BPPTKG mengimbau warga yang tinggal di kawasan alur Kali Gendol meningkatkan kewaspadaan.

Masyarakat juga diminta tidak terpancing isu-isu mengenai erupsi Gunung Merapi yang tidak jelas sumbernya dan tetap mengikuti arahan aparat pemerintah daerah atau menanyakan langsung ke Pos Pengamatan Gunung Merapi, media sosial BPPTKG atau ke kantor BPPTKG.

Pewarta: Luqman Hakim
Editor: Hendra Agusta
Copyright © ANTARA 2019