Jakarta (ANTARA) - Sekretaris Jenderal Partai Solidaritas Indonesia (PSI), Raja Juli Antoni meyakini kasus operasi tangkap tangan KPK terhadap Ketua Umum PPP Romahurmuziy tidak akan memiliki dampak elektoral kepada Jokowi karena kasus ini bersifat personal.
"Bahkan, saya kira PPP sebagai institusi parpol tidak terlibat dalam kasus ini. Jadi, sangat jauh lah bila dianggap bahwa kasus ini ada hubungannya dengan elektoral apalagi terkait kampanye Pak Jokowi," kata Antoni, di Jakarta, Jumat, menanggapi OTT Romahurmuziy oleh KPK.
Wakil Sekretaris Tim Kampanye Nasional (TKN) Jokowi-Ma'ruf ini meminta KPK untuk melakukan pengusutan secara tuntas terhadap kasus ini.
"Pengungkapan kasus ini justru menunjukkan bahwa Jokowi tidak seperti yang dituduhkan, sering difitnah tebang pilih. Ini menunjukkan siapa pun yang melakukan pelanggaran hukum tetap diproses," katanya.
Hal itu juga menandakan bahwa pemberantasan korupsi di Indonesia masih berjalan dengan baik.
Sebelumnya, Direktur Konten Tim Kampanye Nasional Jokowi-Ma'ruf, Fiki Satari mengatakan operasi tangkap tangan KPK terhadap Ketua Umum PPP Romahurmuziy (Romi) adalah murni kasus pribadi dan tidak berkaitan dengan pilpres.
"Ini murni kasus pribadi tidak berkaitan dengan pilpres," kata Fiki dalam konferensi pers di Media Center TKN, Cemara, Jakarta, Jumat.
Fiki menekankan OTT terhadap Romahurmuziy menunjukkan pemerintah tidak mengintervensi proses hukum yang sedang berlangsung bagi siapapun warga negara tanpa terkecuali.
"Kami ingin mendorong proses ini supaya berjalan dengan baik dan transparan. Kami mendoakan pak Romi beserta keluarga dapat menjalani proses dengan kuat, dan semoga proses dapat berjalan dengan seadil-adilnya dan mengedepankan asas praduga tak bersalah," ujar dia.
KPK mengonfirmasi telah melakukan operasi tangkap tangan (OTT) terhadap Ketua Umum Partai Pesatuan Pembangunan (PPP) Romahurmuziy alias Romi.
"Betul ada giat KPK di Jawa Timur, saat ini sedang dilakukan pemeriksaan oleh KPK bertempat di Polda Jatim," kata Ketua KPK Agus Rahardjo saat dikonfirmasi melalui pesan singkat di Jakarta, Jumat.
Pewarta: Syaiful Hakim
Editor: Kunto Wibisono
Copyright © ANTARA 2019