Abu vulkanis tipis juga sempat mengguyur Pos Pengamatan Gunung Api Bromo di Desa Ngadisari, Kecamatan Sukapura, Kabupaten Probolinggo, namun hal tersebut tidak mengganggu aktivitas
Probolinggo (ANTARA) - Kepala Bidang Mitigasi Gunung Api Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) Hendra Gunawan mengatakan Gunung Bromo yang memiliki ketinggian 2.329 meter dari permukaan laut mengeluarkan asap setinggi 600 meter yang disertai abu vulkanis pada Jumat.
"Secara visual, asap dan abu vulkanis yang keluar dari kawah Gunung Bromo tipis hingga sedang dipengaruhi arah angin sehingga bisa saja angin mengarah ke barat, timur, utara, dan tenggara yang terjadi sejak Kamis (14/3) hingga hari ini," katanya saat dihubungi dari Kabupaten Probolinggo, Jawa Timur.
Menurut dia beberapa kali Gunung Bromo tersebut mengeluarkan asap belerang dan abu vulkanik pada 19 Februari 2019, kemudian 10 Maret 2019 dan pekan ini, namun tidak berlangsung lama dan gempa tremornya tetap sama dengan amplitudo 1 milimeter, sehingga statusnya tetap pada level II atau waspada.
"Aktivitasnya masih fluktuatif dan tidak berlangsung lama sehingga kemungkinan peningkatan aktivitas Gunung Bromo dipengaruhi dari aktivitas gempa deduksi yang terjadi di selatan Jawa dan bukan aktivitas di dalam gunung api itu sendiri," tuturnya.
Hendra mengatakan PVMBG mengimbau masyarakat dan wisatawan untuk menggunakan masker selama berada di kawasan Gunung Bromo karena abu vulkanik sangat membahayakan kesehatan manusia apabila terhirup.
"Abu vulkanis tipis juga sempat mengguyur Pos Pengamatan Gunung Api Bromo di Desa Ngadisari, Kecamatan Sukapura, Kabupaten Probolinggo, namun hal tersebut tidak mengganggu aktivitas petugas di sana," katanya.
Pihak PVMBG, lanjut dia, juga menyampaikan informasi asap yang dikeluarkan oleh Gunung Bromo setinggi ratusan meter ke BMKG dan Kementerian Perhubungan sehingga yang memutuskan apakah hal tersebut aman bagi penerbangan atau tidak adalah kewenangan Kementerian Perhubungan.
Ia mengimbau masyarakat dan wisatawan mematuhi batas aman 1 kilometer dari kawah aktif Gunung Bromo dan mematuhi rekomendasi itu dengan tidak mendekat ke kawah sehingga mereka akan tetap aman beraktivitas dan berwisata di Gunung Bromo.
Sementara Camat Sukapura Yulius Christian mengatakan hujan abu sangat tipis mengguyur sejumlah desa di Kecamatan Sukapura, namun masyarakat sudah terbiasa dengan aktivitas Gunung Bromo tersebut.
"Masyarakat sudah terbiasa dengan aktivitas gunung api, sehingga tidak merasa terganggu dengan hujan abu vulkanis tersebut. Aktivitas warga juga tetap seperti biasa," katanya.
Baca juga: Semburkan abu vulkanik, Gunung Bromo tetap aman dikunjungi wisatawan
Baca juga: Aktivitas warga lereng Gunung Bromo berjalan normal
Pewarta: Zumrotun Solichah
Editor: Zita Meirina
Copyright © ANTARA 2019