"Kami baru menerima informasi bahwa terdapat dua WNI yang tertembak dalam peristiwa penembakan di masjid di Kota Christchurch, Selandia Baru," kata Juru Bicara Kementerian Luar Negeri RI Arrmanatha Nasir di Jakarta, Jumat.
Arrmanatha menyatakan berdasarkan informasi yang dikumpulkan oleh KBRI di Wellington dari kelompok WNI di Christchurch, bahwa dua WNI yang tertembak dalam peristiwa tersebut adalah seorang ayah dan anaknya. Keduanya sekarang masih mendapatkan perawatan di Christchurch Public Hospital.
"Ayahnya saat ini dirawat di ruang ICU dan anaknya juga dirawat di rumah sakit yang sama tetapi di ruang perawatan biasa," ujar dia.
Pihak Kementerian Luar Negeri mewakili pemerintah Indonesia menyampaikan keprihatinan atas musibah yang menimpa dua WNI tersebut.
"Kami sangat prihatin dengan situasi saat ini, yang dialami para korban dan keluarga mereka. Kami mendoakan agar ayah dan anak itu segera pulih," ucap Arrmanatha.
Namun, sejauh ini pihak Kemenlu RI belum mendapatkan informasi terperinci mengenai WNI yang menjadi korban penembakan di Selandia Baru itu.
"Untuk informasi detail yang kami terima itu belum lengkap. Tetapi berdasarkan informasi yang kami terima, ayah dan anak (WNI) itu dan keluarganya belum lama tinggal di Christchurch," ia menjelaskan.
Terkait situasi pasca-peristiwa penembakan di Christchurch, Pemerintah Indonesia mengimbau agar para WNI di Selandia Baru untuk meningkatkan kewaspadaan dan tetap berhati-hati.
Berdasarkan catatan Kemenlu RI, terdapat 331 orang WNI di kota Christchurch, termasuk 134 mahasiswa. Jarak dari Wellington ke Christchurch mencapai 440 kilometer.
Bagi keluarga dan kerabat WNI yang membutuhkan informasi lebih lanjut dan bantuan konsuler dapat menghubungi hotline KBRI Wellington pada nomor +64211950980 dan +64 22 3812 065.
Aksi penembakan di masjid di kota Christchurch di Selandia Baru itu terjadi pada saat sejumlah orang Muslim sedang melaksanakan ibadah Sholat Jumat.
Pihak Kepolisian Selandia Baru telah menyeru semua orang untuk mengurangi aktivitas di luar dan berusaha tetap berada di dalam ruangan. ***2***
Pewarta: Yuni Arisandy Sinaga
Editor: Chaidar Abdullah
Copyright © ANTARA 2019