"Kelihatannya kerja kerasnya masih belum cukup, artinya masih perlu bekerja lebih keras lagi untuk membuat neraca perdagangan dan neraca berjalan bisa konsisten lebih baik," kata Darmin di Jakarta, Jumat.
Darmin mengungkapkan hal tersebut dalam menanggapi realisasi neraca perdagangan pada Februari 2019 yang tercatat surplus 330 juta dolar AS.
Ia memberikan apresiasi atas kinerja neraca perdagangan yang surplus, namun penurunan ekspor migas maupun nonmigas menjadi perhatian tersendiri bagi pemerintah.
"Situasi dunia masih terus berubah, belum pulih, ekspor kita ketiga negara (tujuan ekspor), tadinya ke Jepang masih positif, sekarang tiga-tiganya sudah negatif," kata Darmin.
Selain itu, impor yang ikut turun patut diwaspadai karena impor saat ini didominasi oleh bahan baku maupun bahan modal yang dibutuhkan untuk mendorong pembangunan.
"Situasi kita bukan hanya bagaimana menaikkan ekspor, tapi juga supaya kita jaga pertumbuhan, sehingga impornya tidak merosot," ujarnya.
Sebelumnya, Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat neraca perdagangan Februari 2019 mengalami surplus 330 juta dolar AS yang terdiri dari ekspor sebesar 12,53 miliar dolar AS dan impor 12,2 miliar dolar AS.
Secara kumulatif, neraca perdagangan Januari-Februari 2019 tercatat defisit sebesar 734 juta dolar AS.
Baca juga: Sri Mulyani: Pemerintah tetap waspada walau neraca perdagangan surplus
Baca juga: BPS: Neraca perdagangan Februari 2019 surplus, meski ekspor turun
Pewarta: Satyagraha
Editor: Budi Suyanto
Copyright © ANTARA 2019