Pasarnya sangat besar, per tahun bisa mencapai 600 juta dolar AS untuk produk keselamatan atau dikenal sebagai APD (Alat Pelindung Diri)
Jakarta (ANTARA) - Ceruk pasar produk keselamatan di kota-kota besar Indonesia seperti Jakarta disebut-sebut per tahun bisa mencapai total 600 juta dolar AS, menyusul pesatnya pembangunan infrastruktur, aktivitas penambangan, pembangunan properti dan lainnya dalam beberapa tahun terakhir.
"Pasarnya sangat besar, per tahun bisa mencapai 600 juta dolar AS untuk produk keselamatan atau dikenal sebagai APD (Alat Pelindung Diri)," kata Presiden Direktur PT Honeywell Indonesia, Roy Kosasih usai jumpa pers tentang penunjukan distributor produsen perangkat lunak industri asal Amerika Serikat itu di Jakarta, Jumat.
Oleh karena itu, kata Roy, pihaknya menunjuk PT Mitra Cipta Hardi Elektrindo (MCHE) di Indonesia selaku distributor resmi untuk produk keselamatan kerja dan alarm kebakaran.
"Kami menyediakan APD mulai dari ujung kepala sampai kaki seperti helm, kacamata, masker, penutup telinga, pakaian, rompi, hingga sepatu," ujar Roy.
Sedangkan untuk produk alarm kebakaran, menurut Roy, perusahaannya merupakan pemegang pangsa terbesar, hanya saja Roy tidak memberitahukan mengenai besarannya.
"Alarm kami dapat dihubungkan dengan perangkat lunak sehingga ketika terjadi peristiwa kebakaran dapat langsung diketahui lokasi-lokasi api sehingga dapat segera ditangani," ujar Roy.
Roy tetap optimistis pihaknya mampu mencapai target penjualan tahun ini meski bertepatan dengan tahun politik karena APD dan alarm kebakaran bukanlah bidang yang beririsan langsung.
Sedangkan Presiden Direktur PT Mitra Cipta Hardi Elektrindo, Michael Hardinata menyampaikan apresiasinya atas kepercayaan yang diberikan Honeywell.
"Kami memang perusahaan yang bergerak bidang pemasok yang dibutuhkan industri mekanikal dan elektrikal. Jadi, sangat pas," ujar dia.
Baca juga: Basarnas ingatkan pemilik kapal daftarkan alat keselamatan dIni
Baca juga: Menkes akan resmikan Pusat Pelayanan Keselamatan Terpadu di Bengkulu
Pewarta: Ganet Dirgantara
Editor: Edy Sujatmiko
Copyright © ANTARA 2019