Menteri Luar Negeri RI Retno Marsudi menyebutkan bahwa saat terjadi penembakan terdapat enam orang WNI di masjid Al-Noor di Christchurch, namun tiga WNI berhasil menyelamatkan diri. Sementara itu, tiga orang lainnya belum diketahui kondisinya.
"Saat terjadi penembakan, ada enam WNI di mesjid itu, tiga sudah konfirmasi berhasil menyelamatkan diri, dan tiga lainnya belum diketahui kondisinya," kata Menlu Retno.
Untuk itu, pihak Kementerian Luar Negeri akan terus berkoordinasi dengan Kedutaan Besar Republik Indonesia (KBRI) di Wellington untuk memastikan keadaan dari tiga orang WNI yang belum diketahui kondisinya tersebut.
"Hari ini saya akan terus berkomunikasi dengan duta besar kita di Wellington untuk memastikan keadaan dari tiga WNI lainnya yang belum bisa dihubungi," ujar Menlu Retno.
Untuk itu, KBRI di Wellington terus memantau perkembangan situasi dan telah mengirimkan tim ke kota Christchurch untuk berkoordinasi dengan otoritas keamanan, rumah sakit, dan Perhimpunan Pelajar Indonesia setempat.
Menurut pihak Kemenlu RI, hingga saat ini belum ada informasi mengenai WNI yang menjadi korban dalam insiden tersebut.
Berdasarkan catatan Kemenlu RI, terdapat 331 orang WNI di kota Christchurch, termasuk 134 mahasiswa. Jarak dari Wellington ke Christchurch mencapai 440 kilometer.
Bagi keluarga dan kerabat WNI yang membutuhkan informasi lebih lanjut dan bantuan konsuler dapat menghubungi hotline KBRI Wellington pada nomor +64211950980 dan +64 22 3812 065.
Aksi penembakan di masjid di kota Christchurch di Selandia Baru itu terjadi pada saat sejumlah umat Islam sedang melaksanakan ibadah sholat Jumat.
Kantor berita Associated Press melaporkan bahwa seorang saksi mata mengatakan banyak korban tewas dalam aksi penembakan massal di masjid tersebut.
Namun, pihak Kepolisian Selandia Baru belum menggambarkan skala insiden penembakan itu, tetapi menyerukan kepada semua orang untuk tetap berada di dalam ruangan.
Pewarta: Yuni Arisandy Sinaga
Editor: Nurul Hayat
Copyright © ANTARA 2019