Nairobi (ANTARA News) - Pemberontak Ethiopia, Minggu, mengaku mereka membunuh paling tidak 140 tentara pemerintah dalam serangan di daerah Ogaden, tempat tentara sedang melancarkan operasi. Front Pembebasan Nasional Ogaden (ONLF) dalam sebuah pernyataan mengatakan bahwa hampir 1.000 pejuangnya menyerang pasukan Ethiopia dekat Wardheer, Sabtu pagi, sehingga menewaskan lebih dari 140 tentara, dengan "banyak lagi yang cedera". Wardheer terletak sekitar 650 km tenggara Addis Ababa. "Ribuan peluru dan peralatan keras militer termasuk perlengkapan komunikasi, direbut oleh pasukan ONLF selama operasi itu," tambahnya, seperti dilaporkan AFP. Para perwira militer mengawal Abay Tsehaye, seorang pejabat senior dalam partai yang memerintah Ethiopia, ketika mereka diserang. "Abay Tsehaye dan beberapa perwira senior militer diselamatkan oleh helikopter setelah semua rute darat ke luar dari daerah itu diblokir oleh pasukan ONLF," katanya. Tidak mungkin untuk mengkofirmasikan bentrokan senjata itu. Para wartawan dan para pekerja sosial dilarang mengunjungi daerah itu, di mana militer sedang melancarkan operasi terhadap pemberontak itu. Pemberontak mengatakan serangan itu adalah "satu tanggapan langsung " terhadap pembakaran sebuah desa, Caado dan "penyiksaan" terhadap penduduk di daerah Wardheer oleh tentara Ethiopia, kata ONLF. Tentara melancarkan satu operasi di daerah itu, yang luasnya sama dengan Inggris dan berpenduduk sekitar empat juta jiwa, menyusul serangan ONLF terhadap sebuah perusahaan patungan minyak China April yang menewaskan 72 orang. Daerah Ogaden sejak lama miskin, tetapi dengan ditemukannya gas dan minyak membawa harapan baru kesejahteraan serta sumber-sumber konflik baru. Ethiopia menuduh Eritrea mendukung para separatis Ogaden. Pihak Asmara membantah tuduhan-tuduhan ini. ONLF yang dibentuk tahun 1984 berjuang bagi kemerdekaaan etnik Somalia di Ogaden, yang mereka katakan telah dipinggirkan oleh Addis Ababa. (*)
Copyright © ANTARA 2007