Jakarta (ANTARA) - Pasukan elite TNI Angkatan Laut, Korps Marinir selama ini telah ikut membantu tugas Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT) dalam mencegah penyebaran paham radikalisme dan terorisme agar tidak tumbuh di masyarakat.
"Luar biasa (peranan Marinir di BNPT) di bidang pencegahan itu. Kita lihat banyak sekali teman-teman dari Marinir yang ikut bersama kami bagaimana mereka memberikan formulasi-formulasi yang bagus dalam rangka memberikan treatment treatment kepada masalah masalah radikalisme terorisme yang ada di masyarakat," kata Kepala BNPT, Komjen Pol Suhardi Alius, dalam siaran persnya, di Jakarta, Kamis.
Suhardi mengatakan hal itu usai memberikan pembekalan tentang Bahaya Penyebaran Paham Radikal Terorisme dan Upaya Pencegahannya di hadapan sekitar 500 prajurit Korps Marinir wilayah Jakarta di Gedung Graha Marinir, komplek Markas Komando Korps Marinir, Kwitang, Jakarta.
Korps Marinir, kata mantan Sekretaris Utama (Sestama) Lemhannas in, bukanlah orang lain karena selama ini Korps Marinir juga sudah menjadi bagian dari BNPT karena banyak sekali penugasan dari Korps Marinir di BNPT.
Oleh karena itulah pada hari ini dirinya diundang oleh Komandan Korps Marinir (Dankormar), Mayjen TNI (Mar) Suhartono untuk memberikan gambaran tentang pemetaan masalah masalah radikalisme dan terorisme di Indonesia kepada para prajurit Marinir yang ada di wilayah Jakarta.
"Untuk itu kita memberikan pemahaman yang utuh kepada seluruh jajarannya, sehingga bisa melihat apa yang terjadi di tengah-tengah kita dan bagaimana kita mencoba untuk mengurai benang kusut itu, lalu mencari treatment yang pas dan juga mewaspadai penyebaran-penyebaran dari pemikiran radikalisme di lingkungan kita dan keluarga besar kita," kata mantan Kabareskrim Polri ini.
Ia menyebutkan, Korps Marinir ini adalah pasukan komando khusus dari Angkatan Laut yang memiliki tugas cukup signifikan untuk ikut serta dalam rangka membentengi penyebaran paham radikalisme di lingkungan Koprs Marinir.
"Tdak hanya di lingkungan Korps Marinir saja, tetapi juga lingkungan TNI Angkatan Laut dan juga lingkungan tempat tinggal dan sebagainya," kata mantan Kapolda Jawa Barat ini.
Oleh karena itu, alumni Akpol tahun 1985 ini meminta kepada para prujurit Korps Marinir untuk terus dapat siap setiap saat dan jangan pernah "underestimate", terhadap semua penyebaran paham radikal terorisme yang ada di tengah-tengah masyarakat ini.
"Kenapa? Dunia sudah tanpa batas. Siapapun bisa terpapar dengan paham radikalisme itu. Oleh sebab itu kita sebagai satuan-satuan khusus yang disiapkan, kita harus bersatu padu, berintegrasi untuk menjaga bangsa ini agar tetap eksis di tengah-tengah globalisasi yang mendunia ini," ucap mantan Kepala Divisi Humas Polri ini.
Sebelum memberikan pembekalan kepada para prajurt Korps Marinir, Kepala BNPT beserta jajarannya oleh Dankromar dan Kepala Staf Korps Marinir (Kaskormar), Brigjen TNI (Mar) Widodo Dwi Purwanto untuk mengunjungi Museum Mini Korps Marinir yang ada di dalam Mako Korps Marinir.
Sementara itu Dankormar, Mayjen TNI (Mar) Suhartono menjelaskan apa yang dilakukaknya untuk mengundang Kepala BNPT ini adalah sebagai upaya agar prajurit Korps Marinir untuk mengetahui dan memahami secara utuh mengenai bahaya radikalisme dan terorisme yang ada di Indonesia secara utuh.
"Tentunya ini upaya kita untuk memberikan sosialisasi kepada para perwira Marinir khususnya sehingga pemahaman tentang radikalisme dan terorisme itu lebih menyeluruh. Sehingga akar permasalahan terorisme dari yang disampaikan oleh Kepala BNPT itu tadi bisa kita pahami secara utuh tidak sepotong-sepotong pemahaman tentang terorisme itu," kata Dankormar Mayjen TNI (Mar) Suhartono, usai acara pembekalan tersebut .
Pada sambutan pengantarnya mantan Komandan Pasukan Pengamanan Presiden (Danpaspampres) ini mengatakan, bahwa pembekalan dari Kepala BNPT ini penting sekali bagi prajurit Marinir.
Untuk itu dirinya meminta kepada prajurit Marinir yang hadir dalam pembekalan tersebut bisa mencermati secara betul masalah terorisme ini.
"Kita paham dan kita tahu bahwa selama ini terorisme masih ada di tengah-tengah kita dan di tengah tengah masyarakat. Bahkan sampai kemarin masih ada kejadian terakhir yang ada di Sibolga,", kata mantan Komandan Pangkalan Utama (Danlantamal) XI/Merauke ini.
Alumni AAL tahun 1988 ini menjelaskan, karena keterbatasan ruang dan masih banyaknya prajurit Marinir yang ada di Jakarta ini dalam penugasan Satgas Pemilu, maka untuk saat ini pihaknya hanya bisa mendatangkan sebagian kecil prajurit Marinir yang ada di Jakarta.
Oleh karena itu, pihaknya juga meminta kepada Kepala BNPT nantinya juga bisa memberikan pembekalan serupa kepada prajurit Marinir yang ada di wilayah Surabaya.
"Pada kesempatan ini langkah pertama baru untuk anggota prajurit Marinir yang ada di wilayah Jakarta. Untuk selanjutnya berkenan nanti bapak Kepala BNPT untuk memberikan pembekalan serupa bagi prajurit Marinir yang ada di wilayah Surabaya. Dan paling tidak sebagian dari perwira dan anggota yang sudah mendapatkan pembekalan dari Kepala BNPT tentang masalah terorisme ini nanti biar bisa disebarkan ke anggota anggota yang lain," kata pria kelahiran Batang, 15 April 1966 ini.
Mantan Komandan Detasemen Jala Mangkara (Denjaka) TNI-AL ini juga berharap ke depannya sinergitas yang telah dibangun selama ini antara Korps Marinir dengan BNPT ini bisa terus berlanjut dan berkesinambungan.
"Tentunya akan kami tentukan mekanisme yang ada. Dan kemudian setiap ada mungkin permintaan dari BNPT dan sekarang pun sudah ada kita akan ditindaklanjuti," ujar Suhartono.
Turut mendampingi Kepala BNPT dalam pembekalan tersebut yaitu Deputi I bidang Pencegahan, Perlindungan dan Deradikalisasi, Mayjen TNI Hendri Paruhuman Lubis, Plt. Deputi III bidang Kerjasama Internasional Brigjen TNI (Mar) Yuniar Lutfi, Direktur Deradikalisasi Irfan Idris, Direktur Penindakan Brigjen Pol TorikTriyono, Kepala Biro Umum Brigjen TNI Dadang Hendrayudha dan Inspektur BNPT Amrizal.
Pewarta: Syaiful Hakim
Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2019